Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemikir Kebangsaan: Indonesia Tengah Berada Dalam Tirani Kekuasaan

Kompas.com - 09/03/2024, 17:23 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemikir Kebangsaan, Sukidi, menganggap tirani kekuasaan telah lahir di Indonesia.

Menurutnya, tirani itu muncul dengan cara menggunakan demokrasi kemudian merusak mimpi para pendiri bangsa.

“Tirani kekuasaan terjadi ketika orang naik ke puncak kekuasaan dengan menggunakan demokrasi. Tirani ini bahaya sekali karena merobek-robek impian republik yang diletakkan pendiri bangsa,” ujar Sukidi setelah memberi Stadium General di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Selain itu, Sukidi juga melihat bahwa demokrasi telah jatuh pada populisme otoriter atau disebutnya sebagai tiran populis.

Baca juga: Prabowo: Demokrasi Sangat Berantakan dan Mahal, Ada Banyak Ruang untuk Perbaikan

Gerakan ini menggunakan demokrasi hanya sebagai topeng untuk kepentingan memenangkan kontestasi elektoral, namun membunuh sendi-sendi demokrasi.

“Ketiadaan toleransi timbal balik antara mereka yang memegang kekuasaan dan di luar kekuasaan yang membuat pemilu tidak berjalan secara jujur dan adil. (Prinsip) fairness tidak tercipta,” sebut dia.

Ia pun menggarisbawahi, salah satu gerakan tiran populis adalah penguasa mencoba ikut campur dalam kontestasi elektoral.

Langkah itu ditempuh dengan cara menguasai lembaga yudikatif untuk menjalankan kepentingan politik yang menguntungkan penguasa.

“Hukum dipakai tiran populis untuk menekan pesaing politik di satu sisi dan menahan mereka yang berada di elite kekuasaan sebagai tahanan politik di sisi lain,” imbuh dia.

Baca juga: Anies Sebut Permasalahan Demokrasi Saat Ini Berbeda dari Era Orde Baru

Diketahui kritik banyak disampaikan oleh sejumlah pihak yang merasa bahwa Presiden Joko Widodo tidak bersikap netral dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu bermula, saat putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka akhirnya menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

Jokowi pun sempat mengatakan bahwa seorang presiden diperbolehkan untuk berkampanye untuk pasangan calon (paslon) tertentu. Namun, ia menampik memberikan dukungan pada salah satu paslon pada kontestasi elektoral kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com