KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengajak seluruh pemilih Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, untuk memilih pasangan calon (paslon) nomor urut dua.
Sebab, sebutnya, berbagai lembaga survei telah merilis hasil survei terbarunya yang memprediksi kemenangan pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) dengan elektabilitas lebih dari 50 persen.
Angka itu, dia menjelaskan, diprediksi menjadikan Pilpres 2024 berjalan satu putaran. Bahkan mayoritas pemilih, yakni sebesar 84 persen, ingin agar Pilpres 2024 berjalan satu putaran.
“Saya sudah membaca semua survei, dan kemarin Lembaga Survei Indonesia (LSI) telah menyampaikan surveinya. Paparan ini semakin menguatkan bahwa mahzab, aliran atau semacam pandangan bersatunya Pak Prabowo dan Pak Jokowi adalah game changer-nya,” kata Fahri Hamzah melalui siaran persnya, Senin (6/2/2024).
Baca juga: Kabid SMP Medan Dapat Sanksi Teguran Tertulis karena Arahkan Dukungan ke Prabowo-Gibran
Hal tersebut disampaikan Fahri dalam Gelora Talk bertajuk "Pilpres Satu Putaran, Pilihan Mayoritas Pemilih", Rabu (31/1/2024) sore.
Ia menjelaskan, hasil temuannya di desa-desa di Indonesia, mulai dari Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kaki Gunung Tambir menginginkan Prabowo-Gibran menang pada Pilpres 2024.
“Saya sudah berkeliling, dan Alhamdulillah mereka berpandangan sama. Kita punya pemimpin-pemimpin yang bisa mengantarkan terjadinya rekonsiliasi. Sehingga apapun upaya yang ingin merusak Pak Prabowo dan Pak Jokowi, sulit dilakukan, dan bisa dibantah” katanya.
Menurut Fahri, Islam pada dasarnya juga telah mengajarkan hal yang menyatukan, bukan ideologi yang memecah belah. Sebab, Islam diciptakan sebagai umat pertengahan, sehingga ekstremis agama bukanlah berasal dari Islam.
Ia menyadari adanya kekecewaan dari pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), seperti budayawan Butet Kertaradjasa, yang menilai bahwa Jokowi tidak mendukung paslon nomor urut tiga.
Baca juga: Zulhas dan 2 Putrinya Kompak Dukung Prabowo-Gibran
Kemudian, lanjut dia, ada pendukung Prabowo yang beralih mendukung paslon nomor urut dua karena marah melihat Prabowo bersatu dengan Jokowi.
“Tapi rekonsiliasi ini sekarang terbukti menjadi platform terbesar bangsa kita. Menurut saya, inilah cara kita membaca jiwa masyarakat kita dan rakyat menyambut gagasan ini,” katanya.
Dalam situasi sekarang, kata Fahri, elite nasional perlu bergabung agar Indonesia tidak terpecah belah karena konflik kepentingan.
“Saya meyakini ini adalah jalan yang benar tapi untuk memanggil kembali semua yang lari ke kanan dan kiri itu untuk kembali ke tengah dengan mendukung pasangan Prabowo-Gibran,” katanya.
Fahri mengungkapkan, dukungan dari basis-basis Jokowi dan Prabowo dalam dua Pilpres lalu banyak beralih ke pasangan Prabowo-Gibran.
Baca juga: Mahasiswa Papua di Bandung Deklarasi Dukungan Kepada Prabowo-Gibran, Siap Menangkan Satu Putaran
“Kenapa survei Prabowo-Gibran sudah 50,7 persen seperti disampaikan LSI? Karena adanya perpindahan dukungan Pak Jokowi yang ada di Ganjar. Sementara basis-basis Pak Prabowo juga mulai kembali, setelah kita ajak diskusi dan beri penjelasan, dan mereka kembali,” katanya.