JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memamerkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menerapkan program hilirisasi ketika masih menjabat di tahun 2013.
AHY menegaskan bahwa hilirisasi merupakan salah satu cara untuk mendapat penghasilan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan AHY dalam pidato politiknya yang berjudul "Indonesia Maju, Rakyat Sejahtera" di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
"Kita juga harus meningkatkan nilai tambah dari sektor industri yang kita miliki. Peningkatan nilai tambah itu, bisa dilakukan melalui industri pengolahan atau hilirisasi," ujar AHY.
"Program hilirisasi sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak tahun 2013, di era pemerintahan Presiden SBY, khususnya dalam sektor pertambangan," katanya lagi.
Baca juga: AHY Ungkap SBY Turun Gunung Kampanye di 85 Kabupaten/Kota, Bantu Menangkan Prabowo-Gibran
AHY menjelaskan, melalui kebijakan hilirisasi, pemerintah tidak lagi mengizinkan ekspor bahan mentah.
Industri pertambangan diwajibkan untuk membangun smelter di lokasi yang dekat dengan sumber bahan baku, dengan memastikan tidak merusak ekosistem dan melibatkan pekerja lokal.
AHY menyebut langkah hilirisasi yang dimulai SBY itu kini dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Serta menjaga dan menghormati hak adat setempat. Langkah itu, kini diintensifkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi," ujar AHY.
Baca juga: Saat Prabowo Janjikan AHY Posisi Strategis di Pilpres 2019 dan 2024...
Sementara itu, AHY menekankan bahwa hilirisasi di sektor utama harus terus diperkuat.
Pasalnya, menurut AHY, hilirisasi memiliki dampak ekonomi yang sangat luar bagi rakyat Indonesia.
"Khususnya, agro-maritim, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, pekebun dan nelayan," kata AHY.
Baca juga: Prabowo: Ada Profesor di Jakarta yang Enggak Ngerti-ngerti Hilirisasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.