Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Persen Pemilih Belum Tentukan Pilihan, Pilpres 2024 Diyakini Berlangsung 2 Putaran

Kompas.com - 04/02/2024, 10:21 WIB
Irfan Kamil,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan presiden (pilpres) 2024 yang diikuti oleh tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) diyakini berlangsung dalam 2 putaran.

Hal ini disampaikan CEO Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah berdasarkan survei yang dilakukan pada 14 sampai dengan 25 Januari 2024 terhadap 2.600 responden di seluruh Indonesia.

"Orang-orang mengatakan pasti 1 putaran, tidak, masih terbuka kemungkinan 2 putaran," kata Eep Saefulloh Fatah dalam acara Gaspol! Kompas.com, Sabtu (3/4/2024).

Baca juga: Debat Pamungkas Para Capres: Kekhawatiran Prabowo, Anies Tak Perlu Dilatih dan Hasil Blusukan Ganjar

"Sebab, pemilihan umum di Indonesia itu selalu ditandai oleh para pemilih yang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk memfinalkan pilihannya," ucap dia.

Berdasarkan survei terakhir yang dilakukan oleh Polmark Indonesia, setidaknya ada 25 persen pemilih yang belum menentukan pilihan sampai dengan saat ini.

Salah satunya, mereka masih menunggu dan ingin melihat debat capres terakhir yang digelar KPU 4 Februari 2024 selesai.

Tidak hanya itu, 14 persen di antaranya masih menimbang-nimbang pilihannya sampai mendekati hari pencoblosan yakni 14 Februari 2024 mendatang.

"Di survei nasional kami yang terakhir dengan 2600 responden itu, masih ada 25 persen pemilih yang akan memutuskan setelah semua debat mereka tonton, akhirnya, setelah 4 Februari, Itu kan sudah mepet, 10 hari lagi pencoblosan," kata Eep.

"Lalu, kemudian (ada yang menentukan pilihan) setelah kampanye selesai, itu 10 Februari, tinggal 4 hari lagi hari H (pencoblosan) di masa tenang 11, 12, 13, dan yang terbesar justru di hari H, 14 persen lebih, gabungannya 25 persen," jelasnya.

Dengan penelitian yang dilakukan Polmark Indonesia, Eep meyakini Pilpres 2024 berlangsung dalam 2 putaran.

Terlebih, dalam proses pemilihan umum (pemilu) yang demokratis terdapat tiga kelompok yang berperan. Satu bintang, dua penentu, tiga wasit atau penyelenggara.

Baca juga: Indonesia Dinilai Perlu Punya UU Lembaga Kepresidenan

Yang dimaksud dengan bintang adalah kandidat yang disorot kamera, tampil dipanggung debat, terpampang di baliho dan banner serta muncul di televisi.

Tetapi, penentu dari kemenangan pemilu yangs sesungguhnya adalah yang kedua, atau setiap orang yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

"Jadi TPS itu adalah tempat yang paling aman dan nyaman buat pemilih di Indonesia dan dimanapun karena ketika masuk ke bilik suara, kita praktis tidak berharadapan dengan presiden, dengan polisi, dengan tentara, bansos sudah lewat," kata Eep.

"Ini pemilih ini enggak bisa keputusannya dirumuskan sekarang, merekalah yang akan menentukan," ucapnya.

Diketahui, Pilpres 2024 diikuti oleh pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar; nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka; dan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca juga: Gelombang Kritik Para Guru Besar soal Pemilu 2024 dan Tanda Tanya Sikap Jokowi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com