Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Berseberangan dengan Jokowi, Tom Lembong: Saya Percaya Anies, Ini Saatnya Perubahan

Kompas.com - 26/01/2024, 06:55 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Captain Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Thomas Lembong mengungkapkan alasan kenapa dirinya kini berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Pasalnya, pria yang karib disapa Tom Lembong ini pernah menjadi penasihat ekonomi, Menteri Perdagangan sampai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di era pemerintahan pertama Presiden Jokowi.

Kini, Tom Lembong memilih untuk berada di barisan Anies Baswedan yang mengusung narasi perubahan.

Hal tersebut diungkapkan Tom dalam program Livi On Point, seperti ditayangkan Kompas TV, Kamis (25/1/2024) malam.

Baca juga: Sebut Gibran Rindukan Dirinya, Tom Lembong: Hubungan dengan Mantan Memang Tak Sederhana

"Well, pertama, seperti sudah semakin diketahui, saya sudah sahabat dekat dengan Pak Anies 18 tahun lebih. Ya, tapi itu belum tentu relevan (lebih lama bersahabat ketimbang dengan Jokowi)," ujar Tom Lembong.

"Yang merupakan poinnya adalah karena saya sudah sangat kenal Pak Anies. Saya kenal beliau secara mendalam, saya benar-benar percaya dengan Pak Anies, karakternya, kepribadiannya, kepeduliannya, keberaniannya, dan sebagainya," katanya lagi.

Tom Lembong menjelaskan bahwa dirinya merasa bahwa sudah saatnya terjadi perubahan di Indonesia.

Menurutnya, jika melihat pola kepemimpinan di Indonesia, setiap 10 tahun sekali pasti bergeser terus.

"Yang kedua, saya sangat-sangat bisa merasakan bahwa ini saatnya perubahan. Dan kita belajar dari sejarah, dalam pola perkembangan Indonesia itu biasanya setiap 10 tahun bergeser untuk membawa sebuah perubahan ya, angin segar," ujar Tom Lembong.

Baca juga: Game of Thrones dan Thanos, Dua Pidato Ikonik Jokowi yang Ditulis Tom Lembong...

Lantas, saat ditanya apakah orang-orang yang merapat ke Timnas Anies-Muhaimin adalah sosok-sosok yang sakit hati dengan Jokowi. Tom Lembong tidak membantah ada orang yang memang seperti itu.

Hanya saja, Tom memastikan bahwa dirinya dan Anies Baswedan bukan termasuk barisan yang sakit hati dengan Jokowi.

"Mungkin ada saja orang yang kena reshuffle atau dicukupkan, kemudian kecewa. Saya bisa berkata dengan sangat tulus bahwa sudah pasti Pak Anies dan saya tidak termasuk orang-orang yang kecewa dan membawa-bawa sentimen negatif," kata Tom Lembong.

Alih-alih sakit hati, dia lebih memilih untuk mengenang masa-masa dirinya bekerja bersama Jokowi.

Tom Lembong menegaskan bahwa bekerja bersama Jokowi adalah sebuah kehormatan yang luar biasa.

"Peluang yang luar biasa untuk boleh menjabat sebagai seorang menteri, boleh bekerja sama erat, memberikan masukan dan ide. Itu sebuah kenangan. Sebuah kehormatan yang luar biasa. Saya akan berterima kasih, bersyukur kepada beliau sampai detik terakhir dalam hidup saya," ujar Tom Lembong.

Baca juga: Sindir Muhaimin Tak Paham Pertanyaan Sendiri, Gibran: Mungkin Dapat Contekan dari Tom Lembong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com