SELAIN soal bahasan kata-kata dalam empat debat Pilpres yang sudah berlangsung, bagi penulis, tak kalah menarik adalah bahasan soal busana ke-enam orang capres dan cawapres.
Bagaimanapun, memilih busana sama cermat dan perhitungan sebagaimana mereka memilih dan memilah kata yang dipilih saat debat dan atau kampanye.
Pasangan nomor satu, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, terutama saat debat dan umumnya kampanye, konsisten dengan kemeja putih, jas hitam, dan celana hitam. Khusus jas, di sudut kiri atasnya terdapat tulisan akronim pasangan tersebut: AMIN (Anies-Muhaimin).
Sesekali keduanya mengenakan t-shirt dengan tulisan yang terkait visi misi mereka berdua, yang tentunya dicuatkan dari debat seperti "Wakanda No More, Indonesia Forever." Kadang gunakan juga busana casual lain seperti kemeja di luar warna putih.
Sebagai yang pernah menjadi Menteri Pendidikan/Tenaga Kerja, Gubernur DKI, Wakil Ketua DPR, hingga Ketum Parpol, Anies dan Muhaimin mengetahui persis bagaimana pemerintahan, termasuk bagaimana memperbaikinya jika kelak terpilih.
Pesan nonverbal tambahannya tentu saja terkait kata AMIN, yang menjadi simbol religiositas khususnya dalam agama Islam.
Maka, gabungan kedua komunikasi nonverbal ini adalah selain profesional, serius, dan berpengalaman di bidang pemerintahan, juga religius dan harmonis.
Hal ini, besar kemungkinan, sesuai dengan segmen utama calon pemilih dan simpatisan inti mereka selama ini, yakni masyarakat Muslim Indonesia khususnya kalangan agamis dan santri tradisional.
Juga, kepada masyarakat dengan tingkat pendidikan relatif tinggi, kritis, dan juga banyak dari kalangan profesionalnya. Sisa segmen lainnya boleh jadi kontra Jokowi, tak setuju IKN, dan terutama concern pada kongkalingkong kasus di Mahkamah Konstitusi.
Paslon nomor dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, jika mau langsung dipercepat bahasannya, mereka meneruskan gaya busana eksisting khas Jokowi: Berjiwa muda, semi formal, dan energik.
Keduanya memang yang paling direstui RI-1 di antara tiga kandidat, maka selayaknya pula tak hanya menjadi penggaung dari kebijakan kerja Jokowi, tapi juga pendegung dari pola komunikasi verbalnya.
Prabowo yang di dua pilpres sebelumnya lebih ditonjolkan aura militer-nya dengan busana resmi serta ciri khas saku empat ala Jenderal Sudirman, kini menyapa dalam busana cerah biru langit yang ramah.
Sesekali saat kampanye, sang jenderal mengunakan batik, sehingga kesan orang yang berpengalaman di pemerintahan dan politik tetap muncul.
Gibran, apalagi. Sebagai satu-satunya generasi Milenial dari semua calon, debat ke-empat sampai memajang salah satu simbol dari komik favorit generasi muda Indonesia kiwari, Naruto.