JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen R Nugraha Gumilar mengakui bahwa Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mencium ada pihak-pihak yang berupaya mengadu domba antara TNI dan masyarakat.
Gumilar mengatakan itu berdasarkan instruksi yang diberikan Panglima Agus belakangan ini.
“Pak Panglima TNI kan melihat secara keseluruhan bahwa upaya-upaya itu (adu domba) masih tetap ada,” kata Gumilar saat ditemui di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2024).
Instruksi Panglima TNI misalnya saat upacara rutin tanggal 17-an di Markas Komando Cadangan Strategis TNI AD (Makostrad), Gambir, Jakarta Pusat, pada Rabu (17/1/2024) .
Baca juga: TNI Masih Cari Tahu Aparat yang Terlibat Tambang Ilegal seperti Pernyataan Mahfud
Dalam instruksi Panglima TNI yang dibacakan Kepala Staf Kostrad Mayjen Farid Makruf selaku inspektur upacara, Agus Subiyanto meminta prajurit maupun pegawai negeri sipil (PNS) TNI tidak terpengaruh upaya adu domba dalam perhelatan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Oleh karena itu, saya perintahkan kepada seluruh prajurit dan PNS TNI untuk berpegang teguh pada pedoman netralitas TNI yang telah ditentukan. Jangan terpengaruh pada berbagai isu yang digulirkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga TNI menjadi korban adu domba dan dibenturkan dengan masyarakat maupun pihak-pihak lainnya," demikian instruksi Panglima Agus yang dikutip dari akun resmi Instagram Kostrad.
Belakangan ini, Kapuspen TNI mengakui, ada yang membenturkan TNI dengan masyarakat.
Misalnya, kasus pengeroyokan yang dilakukan sejumlah prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 408/Raider Kodam IV/Diponegoro terhadap relawan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah.
Baca juga: Soal Penurunan Pangkat Danpuspomad dan Kepala RSPAD, Kapuspen TNI: Bagian Reformasi Birokrasi
Kasus itu ditengarai karena kenalpot brong yang digeber para relawan Ganjar-Mahfud di depan markas Yonif 408.
“Jangan sampai hal seperti kenalpot brong ke depannya terjadi lagi, kita harus antisipasi, (TNI) harus bersama rakyat terus, apalagi dalam rangka menghadapi pesta pemilu sekarang ini,” tutur Gumilar.
Kasus lainnya adalah terpasangnya foto Komandan Kodim 0726/Sukoharjo Letkol Czi Slamet Riyadi dalam baliho dengan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: KSAD Sebut Anggota TNI AD Terbukti Tidak Netral Langsung Dicopot
Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak pun angkat bicara terkait dugaan pemasangan spanduk, baliho atau foto salah satu kubu peserta pemilu atau pilpres oleh anggotanya.
"Enggak mungkin tentara yang masang lah. Terlalu bodoh tentara masang itu. Enggak mungkin lah kami yang buat itu. Memang ada yang coba-coba lah," kata Maruli kepada awak media di Markas Besar TNI AD, Senin (22/1/2024).
Kapuspen TNI lantas mengakui belum tahu siapa yang berupaya mengadu domba TNI dengan masyarakat.
Namun, menurut Gumilar, yang terpenting adalah TNI akan terus berupaya bersama masyarakat.
“TNI itu ada karena rakyat, kekuatan TNI itu ada pada rakyat, ini sangat perlu menjadi pondasi dasar, dipahami, supaya kami juga betul-betul bisa bekerja dengan sebaik-baiknya. Itulah kekuatan kami sebenernya, ada pada rakyat,” kata Gumilar.
Baca juga: Survei Indikator: Kepercayaan Publik ke TNI Teratas, Disusul Presiden dan Kejagung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.