Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Kampanye Akbar di Sidoarjo, Ganjar dan Puan Kompak Serukan Lawan Intimidasi

Kompas.com - 21/01/2024, 20:45 WIB
Achmad Faizal,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Calon Presiden Nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani kompak meminta pendukung Ganjar-Mahfud melawan intimidasi jelang Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan keduanya saat kampanye akbar di GOR Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Minggu (21/1/2024).

Puan menegaskan pada seluruh kader yang hadir, bila ingin menang, maka  jangan takut bila ada tekanan dan intimidasi.

“Jadi, jangan ada yang takut. Semuanya 'banteng-banteng' warga Jatim jangan takut diintimidasi. Jangan takut tidak boleh pilih tiga, semuanya pilih tiga sampai waktunya,” tegas Ketua DPR RI tersebut.

Baca juga: Sebut Mahfud Warga Jatim Saat Kampanye di Sidoarjo, Ganjar: Mosok Duwe Dulur Enggak Didukung?

Sementara Ganjar mengaku menerima laporan bahwa sejumlah kepala daerah hingga kepala desa mulai menerima intimidasi jelang Pilpres 2024.

"Saya dapat laporan (bahwa) kepala daerah hingga kepala desa mulai dihubungi lewat telepon. Bahasanya jangan kenceng-kenceng," katanya.

Ganjar tidak menjelaskan detail siapa yang menghubungi kepala daerah dan kepala desa dan maksud pesan yang disampaikannya. Dia hanya menyebut hal itu sebagai bentuk intimidasi politik.

Mantan Gubernur Jateng tersebut meminta siapa pun kepala daerah yang merasa menerima intimidasi melapor ke Tim Pemenangan Nasional (TPN) disertai bukti-bukti.

"Kita mau Pemilu ini berlangsung jujur dan adil tanpa aksi intimidasi," terangnya.

Baca juga: Ganjar Sebut Kampanye Terbuka di Sidoarjo Miliki Energi Tinggi

Dia yakin, semua aparat baik polisi, TNI, hingga kejaksaan akan berlaku netral dalam Pemilu.

"Jika tidak (netral), konsekuensinya terlalu besar karena bisa mencederai demokrasi," ucapnya.

Sebagai informasi, kampanye akbar bertajuk "Hajatan Akbar" di GOR Sidoarjo dihadiri puluhan ribu pendukung dari kader PDIP, mulai dari simpatisan hingga relawan.

Ketua Panitia Kampanye Akbar, Hari Yulianto menjelaskan, kampanye bertajuk hajatan rakyat dihadiri sekitar 70 ribuan massa, baik dari unsur partai pengusung maupun kelompok-kelompok relawan pendukung.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jatim, MH Said Abdullah dalam keterangannya kepada media menyampaikan, perintah menghadiri kampanye bertajuk Hajatan Rakyat untuk mendengarkan secara langsung paparan visi misi dari capres Ganjar.

Baca juga: Kampanye Terbuka di Sidoarjo, Ganjar Cerita Pengalaman Tidur di Rumah Warga

Hajatan rakyat, lanjut dia, merupakan simbolisasi kesatuan warga dari berbagai penjuru Jatim.

"Lewat Hajatan Rakyat, kami ingin mengembalikan semangat kepemimpinan yang merakyat. Itulah yang dibutuhkan (Indonesia) saat ini. Kepemimpinan merakyat yang genuine, dari rakyat, dan berpihak pada rakyat," ujar Said.

Said menilai, Indonesia saat ini perlu menghidupkan kembali keberpihakan kepada wong cilik.

"Kesadaran politik yang harus dibangun juga mesti terpusat pada rakyat, tapi jangan buat wong cilik terombang-ambing hanya pada bantuan sosial (bansos) atau bantuan langsung tunai (BLT) yang memang itu kewajiban Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah. (Bantuan) ini bukan (dari) sinterklas, tapi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), jadi bukan dari personal. Kami akan menghidupkan kesadaran wong cilik," ujar Said.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MPR Akan Temui JK-Boediono Rabu Lusa, SBY Pekan Depan

MPR Akan Temui JK-Boediono Rabu Lusa, SBY Pekan Depan

Nasional
KPK Setor Uang Rp 59,2 M dari Kasus Dodi Reza Alex Noerdin Cs ke Negara

KPK Setor Uang Rp 59,2 M dari Kasus Dodi Reza Alex Noerdin Cs ke Negara

Nasional
Buka Fair and Expo WWF 2024 Bali, Puan: Peluang Bagus untuk Promosi

Buka Fair and Expo WWF 2024 Bali, Puan: Peluang Bagus untuk Promosi

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

Nasional
PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

Nasional
MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep 'Link and Match'

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep "Link and Match"

Nasional
MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

Nasional
Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Nasional
Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Nasional
PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Nasional
Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

Nasional
Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com