Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Sejauh Mana Kemarahan Megawati dan PDI-P ke Jokowi?

Kompas.com - 11/01/2024, 08:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com (10/1/2024) mewartakan, tiga komunikasi verbal dari para petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kepada Presiden Jokowi di sela-sela HUT ke-51 PDI-P.

Pertama, dengan kadar komunikasi relatif sedang, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut ketidakhadiran Presiden Jokowi dalam perayaan partai sebagai, "Ketika ada yang meninggalkan itu bagian dari suatu tanggung jawab yang nanti rakyat akan menilai."

Menurut dia, rakyat akan mencatat dan rakyat akan melihat. Di sisi lain, PDI-P adalah partai yang mengutamakan loyalitas, merupakan partai politik dengan kesetiaan tinggi.

"Kami menyiapkan pemimpin dengan tulus hati," ucapnya.

Dalam waktu bersamaan, Hasto juga memuji kehadiran Wapres Ma'ruf Amin yang selain eksis di lokasi, juga berpose salam metal.

Kedua, dengan kadar komunikasi ringan, Capres yang juga Kader PDI-P, Ganjar Pranowo, menyebut sampai saat ini belum melihat Jokowi menyatakan keluar dari partai, sehingga berharap mau hadir di hari jadi partai banteng itu.

"Kalau masih anggota biasanya juga kepengin datang begitu," katanya.

Ketiga, dengan kadar sedang ke berat, sudah pasti dari Ketua Umum sekaligus ikon partai, Megawati Soekarnoputri.

Sedikitnya ada lima corak konten yang disampaikan, yakni sindiran bahwa kekuasan itu tidak langgeng dan arah pemilu yang tidak baik karena menjadi alat elite kekuasaan yang melanggengkan kekuasaan sehingga meresehkan rakyat.

Kemudian, hukum dan kekuasan dipermainkan sesukanya, termasuk di dalamnya menyiksa rakyat dalam kasus relawan Ganjar di Boyolali, sehingga Megawati sampaikan ekpresi penolakan, "No, No, No."

Sama dengan Sekjen dan Ganjar, Megawati juga menyindir dalam bentuk mengapresiasi menteri-menteri Presiden Jokowi yang justru ingin diundang.

Momentum ini tidak berdiri sendiri. Masih ingat dengan pernyataan Megawati sebelumnya yang menyindir penguasa berlaku seperti Era Orde Baru.

Baik pas hari jadi ini, dan atau sebelumnya, semua pernyataan tak sebutkan nama. Tetapi, tersirat dan tersurat, baik dari facial expression, gesture, apalagi intonasi, mengarah pada sosok Presiden Jokowi.

Siapa lagi memangnya pemegang tampuk kekuasaan tertinggi di negara ini kalau bukan RI 1? Yang saat peringatan ulang tahun kemarin, secara faktual memang kunjungan resmi kenegaraan ke Filipina.

Namun, jika melihat momentumnya, tak ada isu benar-benar genting dan mendesak karena pembahasan seputar revisi Perjanjian Patroli Perbatasan, akses pasar untuk produk kopi Indonesia, dan sejenisnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com