Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Peta di Masa Perang

Kompas.com - 08/01/2024, 10:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ERA modern, perang berlangsung dengan lebih canggih, mengunakan perpaduan peta digital, autonomous vehicles dan teknologi sistem referensi berbasis koordinat.

Peta tetap menjadi andalan dalam setiap zaman perang. Bedanya dahulu kala peta berbentuk cetak, saat ini berbentuk digital.

Sebagai salah satu bentuk dari informasi geospasial, peta selalu menggambarkan suatu lokasi, suatu wilayah atau tempat di permukaam bumi, yang mempunyai sistem referensi dan koordinat tertentu, apapun medianya, bisa cetak, bisa digital.

Peta merupakan salah satu perlengkapan sangat krusial pada zaman perang. Sebelum ditemukan peta digital, peta cetak merupakan perlengkapan yang diandalkan di medan peperangan, sejak zaman dulu kala, baik pada zaman romawi, zaman majapahit, hingga di zaman perang dunia.

"Pasukan berbaris menggunakan perutnya, tapi pasukan tidak akan tahu di mana atau kemana mereka harus berbaris tanpa peta," kata Napoleon yang dikutip di buku tulisan Neil Kagan dkk tentang Atlas Perang Dunia.

Bentuk peta cetak dalam masa peperangan mengalami berbagai modifikasi, baik dari materialnya maupun dari penggambarannya.

Dulu peta dibuat di atas daun, di atas kulit maupun diukir di dalam dinding batu. Pada masa perang dunia, peta tidak saja digambarkan di atas kertas, namun juga di atas berbagai media lain yang tidak lazim dan tidak diperkirakan banyak orang.

Neil Kagan mendiskripsikan beragam modifikasi peta pada masa perang dunia. Peta diwujudkan di atas tisu tipis agar mudah dikemas dan disembunyikan, menghindari penggeledahan di pos perbatasan.

Peta ditempel tipis di balik kartu mainan remi, hanya bisa dilihat apabila bagian belakang kartu di kelupas.

Kartu remi dibagikan pada pasukan sekutu, sebagai bekal mereka untuk menghindari pasukan Jerman atau digunakan untuk membantu menunjukkan arah pelarian diri apabila terdesak.

Peta juga bisa digambarkan di atas kain sutera yang sangat halus, mudah disembunyikan. Peta ini berisi informasi sangat rahasia untuk bekal spionase dan menghindari jatuhnya informasi penting ke pihak musuh.

Kain sutera dijahit ditempelkan di jaket, di bagian yang tidak mencolok, disamarkan dengan emblem lainnya.

Pada zaman perang dunia, peta juga digunakan untuk propaganda dan intimidasi. Jerman menyebarkan selebaran peta dari udara, yang berisi zona pengepungan dan ultimatum pada pasukan Inggris dan Perancis yang terjebak untuk menyerah. Ilustrasi pada peta ditulis dalam dua bahasa.

Ada juga peta pelarian. Peta yang digambar tangan, mengandalkan ingatan para tawanan perang sekutu terhadap rekaman jalur, ruang dan lokasi.

Banyak tawanan sekutu yang mencoba melarikan diri dari lokasi tahanan, kebanyakan mereka tertangkap kembali dan dimasukan ke tahanan kembali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Nasional
Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Nasional
Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Nasional
Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com