Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Program Susu Gratis Prabowo, Hary Tanoe: Ada Uangnya Tidak?

Kompas.com - 05/01/2024, 16:56 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo mengkritisi program bagi-bagi susu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Menurutnya, program itu tak realistis karena akan membebani uang negara yang bisa digunakan untuk biaya pembangunan.

“Masalahnya ada uangnya atau tidak? Kalau dipaksakan itu pasti ambil jatah uang pembangunan,” sebut Hary di Grha Oikumene, Salemba, Senen, Jakarta, Jumat (5/1/2024).

Baca juga: Mahfud Tak Yakin Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Tidak Berasal dari Impor

Ia memandang, uang negara untuk pembangunan tak boleh dikurangi.

Alasannya, bakal berpengaruh terhadap progres pertumbuhan ekonomi.

“Ingat, pertumbuhan ekonomi enggak akan tercapai, akan turun, akan melandai, itu risikonya,” kata dia.


Sebelumnya, program Prabowo-Gibran soal bagi-bagi susu gratis dikritik oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar.

Ia tak yakin program itu realistis karena pasokan susu dalam negeri tak mencukupi.

Baca juga: Hary Tanoe Anggap Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Akan Bebani Keuangan Negara

Maka, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyatakan bahwa jika direalisasikan program itu pasti akan impor susu.

Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto memperinci visi dan misinya bersama calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka dalam acara Dialog Pers dan Capres oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gedung Dewan Pers, Kamis (4/1/2024).DOK. Istimewa Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto memperinci visi dan misinya bersama calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka dalam acara Dialog Pers dan Capres oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gedung Dewan Pers, Kamis (4/1/2024).
Di sisi lain, Prabowo menyatakan bakal melakukan impor 1,5 juta sapi untuk memenuhi kebutuhan susu gratis tersebut.

“Jadi, kita mungkin harus impor 1 juta atau 1,5 juta sapi. Dalam dua tahun dia akan melahirkan, kita akan punya 3 juta. Kira-kira begitu strategi kita," tuturnya dalam diskusi bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).

Menurut Prabowo, impor sapi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal sapi dalam memproduksi susu, yakni sebanyak 2,5 juta ekor.

Baca juga: Prabowo Mau Impor 1,5 Juta Sapi dari India demi Program Susu Gratis

Prabowo menjelaskan, target dari program susu gratis ini mencapai 82 juta anak. Dengan begitu, kata dia, dibutuhkan sekitar 40 juta liter susu.

"Kita butuh untuk kasih susu ke anak-anak kita 82 juta anak. Kalau mereka minum 500 cc, kita butuh berarti sekitar 40 juta liter. Berarti kita minimal perlu sapi perah ya minimal mungkin 2,5 juta," tuturnya.

"Jadi sekarang saya katakan kita punya niat enggak, kita punya kehendak politik atau tidak. Kalau kita punya kehendak politik, ya sudah untuk 1, 2, 3, 4 tahun kita beli sapinya kita kembangkan di Indonesia," sambung Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com