Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Warga Desa, Arsjad Rasjid Cerita soal Ganjar yang Tak Mau Lupa Pernah Susah

Kompas.com - 05/01/2024, 14:27 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengajak warga desa Pegayut, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Mulanya, Arsjad bercerita latar belakang calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang datang dari desa di Jawa Tengah.

"Keluar dari desa, anak seorang polisi, Ganjar itu. Dia masuk pendidikan, Alhamdulillah dia bisa terus sekolah dengan baik. Habis itu dia masuk jadi anggota DPR, 10 tahun jadi anggota DPR, setelah 10 tahun, kemudian 10 tahun jadi Gubernur di Jawa Tengah," kata Arsjad membuka paparan di Desa Pegayut, Sumatera Selatan, Jumat (5/1/2024) siang.

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud: KTP Sakti Ada karena Sekarang Terlalu Banyak Kartu

Pengalaman Ganjar memimpin Jawa Tengah, kata Arsjad, juga sudah teruji.

Terlebih, Ganjar disebut memimpin wilayah yang merupakan salah satu daerah dengan populasi masyarakat terbesar di Indonesia.

Atas hal tersebut, Ganjar kemudian didorong menjadi calon pemimpin bangsa dengan menjadi capres pada Pemilu 2024.

"Nah kalau dibandingkan dengan yang lain, paslon-paslon atau calon-calon lain, pertanyaannya saya cuman satu. Siapa yang datang dari desa? Siapa yang mengerti suara rakyat? Tapi bukan hanya suaranya rakyat yang harus dimengerti, perasannya, merasuk dia," kata Arsjad.

Menurut dia, seorang pemimpin yang berasal dari desa justru mengalami sendiri persoalan dan tantangan hidup rakyat.

Baca juga: Ganjar-Mahfud Targetkan Raup 33 Persen Suara di Sumatera Selatan

Atas dasar itu pula, kata Arsjad, Ganjar kerap "blusukan" ke masyarakat karena tak ingin lupa bahwa mantan Gubernur Jawa Tengah itu pernah hidup susah.

"Makanya, selalu Ganjar itu Mas Ganjar itu selalu ingin blusukan, ingin datang ke desa ketemu dengan rakyat. Malahan lagi bukan itu saja. Mas Ganjar itu sudah datang ngelihat, bicara, ngobrol dengan masyarakat, dan Beliau juga tidur di tempat rumah masyarakat," ujar dia.

"Kenapa? Karena Beliau, bilang, saya enggak mau lupa, saya tidak mau lupa, saya pernah susah, bagaimana orangtua saya," ucap dia.

Arsjad juga bercerita soal Mahfud MD yang juga disebutnya dari desa.

Mahfud disebut pernah menjadi anggota DPR, kemudian menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca juga: TPN: Ganjar-Mahfud Akan Membangun 49.344 Puskesmas Sampai 2029

Dari situ, kata Arsjad, Mahfud dikenal luas menjadi "pendekar hukum". Menko Polhukam itu dianggap sukses menyelesaikan berbagai persoalan hukum di Indonesia, salah satunya korupsi.

"Jadi tolong dilihat, kombinasi dua orang. Satu, Mas Ganjar dari rakyat yang memikirkan kesusahan rakyat. Yang kedua, Prof Mahfud itu pendekar hukum. Katanya dia bilang, 'Kalau masalah korupsi tabrak, tabrak, kenapa? Jumlah korupsi yang ada besar sekali," kata dia.

"Bayangkan kalau itu, bisa diberikan pada masyarakat untuk membangun, ini menjadi makanya mereka itu dua pasangan yang cocoknya luar biasa hebat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com