Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Anggaran Program SMK Gratis Rp 50 Triliun, Ganjar: Tak Terlalu Mahal dan Lebih Berguna

Kompas.com - 29/12/2023, 18:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Nursita Sari

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan, anggaran pembangunan sekolah menengah kejuruan (SMK) gratis untuk keluarga miskin di setiap kabupaten/kota yang dijanjikannya sekitar Rp 50 triliun.

Saat ditanya wartawan apakah artinya program ini lebih realistis dibandingkan program makan siang gratis dengan anggaran Rp 400 triliun yang dijanjikan capres Prabowo Subianto, Ganjar mengaku tak mau membandingkannya.

Namun, dia menyatakan bahwa anggaran program SMK gratis jauh lebih murah.

"Enggak, saya enggak mau membanding-bandingkan, enggak, hehehe. Saya punya ide sendiri saja," kata Ganjar saat menghadiri acara bertajuk "Launching Program SMK Gratis Langsung Kerja untuk Keluarga Miskin" di Lapangan Pule, Selogiri, Wonogiri, Jumat (29/12/2023).

"Artinya kami pernah menghitung itu anggarannya sekitar Rp 50-an triliun saja. Jadi tidak terlalu mahal kan, jadi artinya jauh lebih bisa sistematis," imbuh dia.

Baca juga: Sapa Warga Wonogiri, Ganjar Janji Bangun SMK Gratis di Setiap Kabupaten

Ganjar menuturkan, anggaran salah satu program yang diusungnya itu lebih sistematis lantaran tidak harus selalu membangun sekolah baru.

Sekolah-sekolah yang sudah ada, lanjut dia, bisa dikonversi menjadi SMK gratis.

"Kami bisa mengonversi kalau tidak membuat yang baru. Kami mengonversi beberapa SMK untuk dijadikan SMK gratis untuk keluarga miskin itu hanya dengan satu kebijakan saja, sehingga dari sisi anggaran tidak terlalu mahal, dan ini menurut saya jauh lebih berguna," tutur dia.

Lebih lanjut Ganjar menyampaikan, program ini sebelumnya sudah direalisasikan di beberapa wilayah di Jawa Tengah saat ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Baca juga: Ganjar Setuju Ucapan Maruf Amin: Jangan Anggap Wapres Ban Serep, Nganggur-nganggur Saja

Jika nantinya terpilih, dia bersama pasangannya, Mahfud MD, akan menerapkan kebijakan serupa secara nasional demi mengentaskan kemiskinan.

"Kalau kami mulai tahun pertama di setiap kabupaten/kota yang bisa menyerap keluarga miskin, maka insya Allah ini akan menjadi program yang secara sistematis bisa mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan kualitas SDM kita," jelas Ganjar.

Dia menjelaskan, program SMK gratis menjadi prioritas pertama.

Sebab, pendidikan merupakan hak dasar warga yang wajib dipenuhi negara di tengah bonus demografi yang didominasi oleh anak muda.

"Kalau bisa kami desain dari awal pendidikannya, terus bisa langsung bertemu dengan industrinya, di-bridging (dijembatani) oleh pemerintah, maka sekolah SMK gratis langsung kerja bukan cerita mustahil karena sudah dipraktikkan," beber Ganjar.

Sebelumnya, pada Kamis kemarin, Ganjar menyindir program makan siang gratis yang menelan anggaran Rp 400 triliun itu.

Menurut Ganjar, anggaran tersebut akan lebih baik digunakan untuk membangun jalan di daerah Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Nasional
Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Nasional
MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Nasional
Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Nasional
Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Nasional
Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Nasional
Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Nasional
Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Nasional
Marinir Sebut Lettu Eko Tewas karena Bunuh Diri, Ini Kronologinya

Marinir Sebut Lettu Eko Tewas karena Bunuh Diri, Ini Kronologinya

Nasional
Ketua Komisi VIII Cecar Kemenhub Soal Pesawat Haji Terbakar di Makassar

Ketua Komisi VIII Cecar Kemenhub Soal Pesawat Haji Terbakar di Makassar

Nasional
MPR Akan Bertemu Amien Rais, Bamsoet: Kami Akan Tanya Mengapa Ingin Ubah UUD 1945

MPR Akan Bertemu Amien Rais, Bamsoet: Kami Akan Tanya Mengapa Ingin Ubah UUD 1945

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah

Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com