Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Ingin Generasi Muda Bebas dari Minuman Beralkohol, Fahira Idris Minta RUU LMB Segera Disahkan

Kompas.com - 29/12/2023, 17:46 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) sekaligus Ketua Gerakan Nasional Anti Miras (Genam) Fahira Idris meminta pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Larangan Minuman Beralkohol (LMB).

“Indonesia sangat membutuhkan aturan tentang minuman beralkohol (minol) setingkat undang-undang (UU). Karena aturan yang ada saat ini sudah tidak bisa lagi menjawab kompleksitas persoalan produksi, distribusi, konsumsi, dan terutama dalam melindungi generasi muda serta anak-anak dari bahaya minol,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (28/12/2023).

Fahira menyatakan bahwa pembahasan RUU LMB antara pemerintah dan DPR telah berlangsung terlalu lama, yakni hampir 15 tahun.

Baca juga: RUU Ukraina Usulkan Penurunan Usia Mobilisasi Wajib Militer, dari 27 jadi 25 Tahun

Ia mengungkapkan bahwa RUU LMB selalu masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dan telah dibahas sejak DPR periode 2009-2014. Kemudian, dilanjutkan pada periode 2014-2019 hingga periode DPR 2019-2024. Pada 2024, RUU LMB kembali masuk Prolegnas dengan nomor urut 13.

Terkendalanya pembahasan RUU LMB tersebut, kata Fahira, menimbulkan persepsi di kalangan publik bahwa pemerintah dan DPR tidak mengutamakan pembuatan regulasi untuk melindungi masyarakat, terutama anak dan remaja.

Di sisi lain, pemerintah dan DPR dianggap lebih cepat dalam mengesahkan RUU terkait investasi dan eksploitasi sumber daya alam (SDA), yang seringkali dapat diselesaikan hanya dalam hitungan bulan.

Baca juga: Bawaslu Ragu 4 TPS di Hong Kong Mampu Layani 2.390 Pemilih Sesuai Hitungan KPU

“Sudah hampir 15 tahun RUU LMB ini dibahas oleh pemerintah dan DPR, kapan mau disahkan? Atau kita harus menunggu hingga 2045 saat 100 tahun kemerdekaan baru negeri ini punya UU yang mengatur minol? Kenapa RUU yang sangat penting dan dibutuhkan publik ini begitu sulit disahkan,” ujar Fahira Idris.

Ia berharap pemerintah dan DPR segera mengesahkan RUU LMB yang saat ini masuk dalam daftar Prolegnas 2024.

Fahira menegaskan, naskah RUU LMB terakhir telah memiliki berbagai ketentuan yang sangat akomodatif, komprehensif, memiliki formulasi sanksi hukum yang tegas, dan memiliki dimensi perlindungan anak yang sangat kuat terhadap bahaya minol.

Baca juga: DPRD DKI Duga Banyak Tempat Langgar Izin Penjualan Minol, Holywings Hanya Puncak Gunung ES

Selain itu, unsur kolaboratif juga sangat baik karena RUU tersebut juga melibatkan masyarakat, seperti tokoh agama atau tokoh masyarakat bersama unsur pemerintah, pemerintah daerah (pemda), dan penegak hukum dalam mengawasi kegiatan memproduksi, memasukan, menyimpan, mengedarkan, menjual, dan mengonsumsi minol.

Meskipun judulnya "larangan", kata Fahira, sesungguhnya RUU bertujuan menjadikan minol hanya untuk kepentingan terbatas, bukan sebuah produk yang bebas diproduksi, dijual, atau dikonsumsi.

Pengaturan seperti itu juga dilakukan oleh banyak negara lain bahkan negara yang punya kebiasaan minum alkohol, seperti Eropa dan Amerika.

Baca juga: Mengira Gurita, Seorang Pria di Amerika Serikat Menemukan Bangkai Kapal Berusia 150 Tahun

“Bayangkan, sudah 78 tahun negeri ini merdeka, tapi belum memiliki UU untuk mengatur salah satu persoalan serius yang dihadapi masyarakatnya yaitu minol,” tutur Fahira Idris yang juga mrupakan calon legislatif (caleg) DPD RI Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa dampak minol akan sangat merusak sendi-sendi masyarakat jika tidak diatur karena mempunyai banyak dimensi efek, mulai dari kesehatan, perlindungan anak, kecelakaan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kriminalitas, dan dampak sosial lainnya.

“Itulah kenapa negara-negara di dunia bahkan yang paling sekuler sekalipun sudah berpuluh-puluh tahun mempunyai UU soal minol,” imbuh Fahira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com