Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Akan Selesaikan Pejabat yang Punya Konflik Kepentingan jika Terpilih Jadi Presiden

Kompas.com - 21/12/2023, 07:52 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengatakan, akan memberhentikan para pejabat yang memiliki konflik kepentingan dalam menjalankan tugasnya.

Hal itu disampaikan Anies saat ditanya tentang prioritas utama jika terpilih dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang di acara Safari Natal di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (21/12/2023) malam.

"Nomor satu untuk dalam pemerintahan. Perintah tegas satu, hentikan conflict of interest. Semua pejabat yang memiliki conflict of interest selesai di situ," ujar Anies.

Baca juga: Dana Awal Kampanye Hanya Rp 1 Miliar, Anies: Banyak Patungan dan Iuran, Inilah Gerakan Rakyat

Kemudian, Anies akan mengembalikan prinsip meritokrasi untuk promosi jabatan baik di tingkat pejabat sipil, militer sampai kepolisian.

"Apa artinya meritokrasi itu? Yang berprestasi yang dapat posisi. Karena tanpa adanya meritokrasi yang rugi negeri ini," katanya.

Anies berharap sistem meritokrasi ini juga tidak hanya dilakukan untuk para pejabat, tapi seluruh cabang olahraga dan cabang prestasi.

Baca juga: Cerita JK Ajari Anies Berpolitik, Puji Cepat Memahami Persoalan

Dia ingin agar meritokrasi bisa diadopsi menjadi gerakan nasional sehingga tidak hanya dilakukan untuk pejabat pusat, tetapi juga sampai ke tingkat daerah.

"Jadi kami bayangkan gerakan meritokrasi itu jadi gerakan nasional," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Di sisi eksternal, Anies mengatakan, hal pertama yang akan dilakukan jika terpilih jadi Presiden adalah membenahi tata niaga pangan di Indonesia.

"Karena harga kebutuhan pangan luar biasa mahal, itu salah satu hal awal yang ingin kita lakukan," katanya.

Baca juga: Timnas Anies-Muhaimin Optimistis Dukungan JK Dongkrak Elektabilitas di Indonesia Timur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com