Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Wacana Pemakzulan Joe Biden dan Dampak Geopolitik Indonesia

Kompas.com - 16/12/2023, 08:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PARLEMEN Amerika Serikat pada Rabu (13/12/2023), secara resmi mengesahkan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden AS Joe Biden, meskipun Partai Republik gagal menyajikan bukti bahwa presiden mengambil keuntungan finansial dari transaksi bisnis keluarganya.

Dengan hasil pemungutan suara 221-212, Parlemen AS memulai penyelidikan tersebut.

Pemakzulan seorang presiden AS tidak hanya merupakan peristiwa domestik, melainkan juga menciptakan gelombang perubahan yang merambat ke panggung geopolitik global.

Baca juga: Parlemen AS Resmi Mengesahkan Penyelidikan Terkait Pemakzulan Joe Biden

Mengingat keterlibatan AS dalam organisasi internasional dan dampaknya pada perekonomian global, pemakzulan menjadi momen kritis yang menuntut perhatian dunia internasional, termasuk Indonesia.

Hal tersebut menjadi sorotan utama dalam tatanan geopolitik global, yang kemudian membawa konsekuensi serius terhadap hubungan internasional.

Tambahan pula AS sebagai salah satu pemimpin dunia memiliki dampak signifikan terutama dalam organisasi internasional seperti PBB, IMF, dan WTO.

Selain itu, pemakzulan juga memainkan peran sentral dalam perekonomian global. Indonesia sebagai anggota komunitas ekonomi dunia tidak dapat menghindar dari pengaruhnya.

Perubahan dalam kebijakan ekonomi AS boleh jadi dapat meresahkan pasar global, memengaruhi harga komoditas, dan menciptakan ketidakpastian investasi.

Hal ini tentu memiliki dampak serius terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan stabilitas keuangan regional.

Namun, keterlibatan Indonesia dalam dinamika pascapemakzulan tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi. Perubahan dalam kebijakan luar negeri AS dapat pula menciptakan tantangan dan peluang baru bagi Indonesia.

Sebagai negara yang aktif dalam diplomasi regional, Indonesia perlu mengadaptasi diri terhadap pergeseran dinamika global.

Meningkatkan kapasitas diplomasi preventif

Posisi Indonesia dalam organisasi regional seperti ASEAN, dan kerja sama bilateralnya, perlu diperkuat untuk menghadapi perubahan dalam politik dan keamanan global.

Dalam menyikapi perubahan ini, maka Indonesia harus bersiap menghadapi ketidakpastian politik yang mungkin terjadi di tingkat global.

Soalnya pemakzulan Presiden AS dapat menciptakan gejolak dalam keamanan regional, dan ini meningkatkan ketidakpastian politik yang dapat memengaruhi stabilitas global.

Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat kapasitasnya dalam diplomasi preventif dan membangun aliansi yang kokoh dengan negara-negara yang memiliki kepentingan serupa. Diplomasi sebagai instrumen utama dalam menjaga kepentingan nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Nasional
Tanduk Banteng Masih Tajam

Tanduk Banteng Masih Tajam

Nasional
Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Nasional
Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Nasional
Drone : 'Game Changer' Kekuatan Udara TNI AU

Drone : "Game Changer" Kekuatan Udara TNI AU

Nasional
Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Nasional
[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

Nasional
Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Nasional
124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

Nasional
Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Nasional
Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Nasional
Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan 'Trauma Healing' dan Restitusi

Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan "Trauma Healing" dan Restitusi

Nasional
SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

Nasional
Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Nasional
SYL Pesan 'Wine' saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

SYL Pesan "Wine" saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com