JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan tokoh aktivis, seniman, dan akademisi yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia (ASDI) menyatakan sikap bahwa Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa resesi demokrasi.
Pernyataan sikap ini dibacakan oleh para tokoh tersebut di sela acara Konser Bongkar yang digelar di Stadion Madya, Jakarta, Sabtu (9/12/2023).
"Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia, Indonesia mengahadapi ancaman serius resesi demokrasi. Ancaman ini tampak dari penyusutan ruang kebebasan publik untuk kritik dan protes, pelemahan pengawasan legislatif, dan yudikatif, hingga pelemahan integritas sistem pemilihan umum," demikian bunyi pernyataan ASDI.
Menurut ASDI, situasi tersebut menyebabkan penegakan HAM, pemberantasan korupsi dan kelestarian alam semakin jauh dari cita-cita reformasi 1998.
Baca juga: Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi
ASDI pun menyampaikan sejumlah tuntutan demi mencegah semakin parahnya resesi demokrasi, yaitu pertama, negara harus memulihkan hak masyarakat dan mengehentikan represi aparat kepada warga yang bersuara kritis di bidang HAM, lingkungan, hak perempuan atau kesetaraan gender, hak-hak adat dan anti korupsi, juga isu keragaman atau inklusifitas.
Kedua, negara harus memulihkan penegakan hukum atau atas korupsi, pelanggaran berat hak asasi, dan kejahatan ekologis yang merusak bumi dan merenggut hak-hak generasi mendatang.
Ketiga, memilih pemimpin dalam seluruh tingkatan yang faham terhadap hak asasi, punya integritas tinggi, tidak punya jekak melalukan pelanggaran hak asasi dan kekuasan inklusif dan menjunjung kesetaraan.
Keempat, menghentikan segala bentuk penggunaan aparat penegak hukum, untuk hal-hal apapun, kecuali bagi penegakan hukum yang jujur, adil dan bermartabat.
Kelima, negara harus memilihkan integritas badan pengawas seperti DPR, dan stop menyalahgunakan penegak hukum seperti KPK maupun MK demi kepentingan keluarga dan golongan sendiri.
Keenam, menjaga pemilu jujur, adil, damai, bermartabat dan inklusif.
Baca juga: Tak Setuju Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Mendagri: Kita Hormati Prinsip Demokrasi
Selain itu ASDI juga menyerukan agar rakyat harus bergerak bersama mencegah politik dinasti, dan kembalinya tirani.
"Mahasiswa harus segera mengonsolidasikan diri dan mengambil tantangan sejarah untuk berdiri tegak menjadi tonggak demokrasi dengan menolak kembalinya orde baru, dan republik rasa kerajaan," tulis ASDI.
Adapun, ratusan tokoh yang tergabung dalam ASDI, antara lain, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifusdin, aktivis hak asasi manusia Usman Hamid, Ketua BEM UI Melki Sedek Huang, pakar politik Ikrar Nusa Bakti, budayawan Goenawan Mohamad, ekonom Faisal Basri.
Kemudian, ada putri Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, Inayah Wahid; eks pimpinan KPK, Erry Riyana Hardjapamekas dan Laode M Syarif; serta sejumlah musisi, yakni Once Mekel, Young Lex, dan Erix Soekamti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.