Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Hari HAM Internasional, Usman Hamid Rilis Lagu untuk Aktivis Korban Penculikan 98

Kompas.com - 05/12/2023, 14:02 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Usman Hamid bersama kelompok musik The Blackstones merilis lagu berjudul "Kemanakah" yang bercerita tentang keluarga para aktivis 1998 yang diculik dan hilang hingga saat ini.

Peluncuran lagu ini dilakukan menjelang peringatan Hari HAM Internasional yang diperingati setiap tanggal 10 Desember. 

Usman mengatakan, lagu tersebut ditulis bersama Denny Setiawan saat ia mendampingi almarhum Dyah Sujirah atau Sipon yang merupakan istri dari Wiji Thukul.

Baca juga: Pembelaan Paspampres Pembunuh Imam Masykur agar Tak Dihukum Mati, Singgung soal Pelanggaran HAM

"Lagu ini ditulis ketika saya mendampingi Dyah Sujirah atau Sipon untuk mencari keberadaan dan kejelasan suaminya, Wiji Thukul," kata Usman dalam keterangan tertulis, Selasa (5/12/2023).

Usman mengatakan, tidak hanya istri Wiji Thukul, tapi juga ada keluarga lainnya seperti Tuti Koto, ibu dari aktivis Yani Afri yang juga terus mencari keberadaan anaknya.

Dari lagu tersebut, Usman mendesak agar pemerintah dan DPR-RI menuntaskan kasus penculikan para aktivis tersebut.

"Apalagi sudah ada empat rekomendasi DPR-RI pada tahun 2009, pemerintah wajib membentuk pengadilan ad hoc HAM, mencari dan menemukan kejelasan nasib mereka, menyediakan reparasi untuk korban serta meratifikasi Konvensi PBB tentang orang hilang," ucapnya.

Baca juga: Cak Imin Janji Bakal Selesaikan Persoalan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu

Usman Hamid pun turut mengajak sejumlah musisi seperti Fajar Merah dan Once Mekel saat merilis lagu tersebut pada Festival Musik Amnesty Internasional yang dilangsungkan di Pos Bloc, Jakarta, pada Minggu (3/12/2023).

Selain "Kemanakah" sejumlah lagu lain ciptaannya juga turut dibawakan, seperti "Sakongsa"  yang terinspirasi dari kasus Ferdy Sambo, lagu "Munir" untuk mengenang pembunuhan aktivis HAM Munir.

Lalu, "Larung" dan  "Kanjuruhan" untuk mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak tuntas menyelesaikan tragedi sepakbola tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com