Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Minta Sekolah Bangun Ekosistem Antikorupsi

Kompas.com - 30/11/2023, 18:32 WIB
Syakirun Ni'am,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat (Depkermas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Wawan Wardiana mengingatkan kepala sekolah tidak ugal-ugalan mengelola dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Wawan mengatakan, pendidikan antikorupsi yang dilakukan sejak lingkungan sekolah tingkat bawah sangat membutuhkan ekosistem atau lingkungan yang berintegritas.

Menurutnya, untuk menanamkan kesadaran antikorupsi pada para siswa, guru-guru dan pejabat sekolah harus disiplin dan tidak korupsi.

Baca juga: Istana Belum Terima Surat Pemberitahuan Status Hukum Wamenkumham dari KPK

“Jangan sampai peserta didiknya diberikan pendidikan antikorupsi tapi gurunya datang selalu telat misalnya, selalu bolos, kepala sekolahnya ugal-ugalan misalkan, dia dalam mengelola BOS,” ujar Wawan dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Antikorupsi Nasional Pendidikan Antikorupsi (Rakornas Pak) di Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).

Wawan mengatakan, menanamkan pendidikan antikorupsi tidak mudah. Dalam teori behavioristik (perilaku), kata dia, dibutuhkan waktu yang panjang untuk menanamkan suatu nilai mulai dari kognitif, mengubah sikap, menjadi perilaku, kebiasaan, dan budaya.

Ia menyadari, untuk mencapai terbentuknya budaya antikorupsi yang dicita-citakan, jalan yang harus ditempuh masih sangat jauh.

“Tapi kalau tidak dimulai dari sekarang ya kita tidak akan mendapatkan perilaku maupun budaya antikorupsi tadi,” ujar Wawan.

Karena itu, kata Wawan, dalam implementasi pembelajaran antikorupsi pihaknya tidak hanya memberikan materi kepada peserta didik, tapi juga bagaimana berupaya membentuk ekosistem yang baik.

Wawan mengaku, setiap bulan Depkermas KPK selalu memberdayakan tenaga didik dengan materi antikorupsi secara langsung dan daring.

“Harapannya peserta didiknya diberikan nilai-nilai antikorupsi tetapi setiap saat dia melihat perilaku, pengalamannya, perilaku dari guru, kepala sekolahnya juga sama-sama antikorupsi,” tutur Wawan.

Baca juga: KPK Minta Imigrasi Cegah Wamenkumham ke Luar Negeri

Sementara itu, Ketua KPK Sementara, Nawawi Pomolango mengatakan, Depkermas merupakan Kedeputian baru di KPK yang dibentuk berdasarkan Peraturan Komisi (Perkom) Nomor 7 Tahun 2020.

Nawawi mengaku bersyukur karena giat KPK seperti Rakornas Pendidikan Antikorupsi ini masih dihadiri banyak orang meskipun lembaganya tengah terguncang karena Firli Bahuri menjadi tersangka.

Adapun Firli merupakan Ketua KPK yang diberhentikan sementara karena menjadi tersangka dugaan korupsi.

“Pak Wamenag (Wakil Menteri Agama) masih datang, Pak Irjen Kemendagri (kementerian Dalam Negeri) masih meluangkan waktunya untuk datang untuk giat,” kata Nawawi.

Baca juga: Jadi Saksi Ahli, Saut Situmorang Ditanya Prinsip di KPK Dikaitkan dengan Pelanggaran Firli Bahuri

“Ada rasa bangga diri bahwa insya Allah giat-giat KPK di tengah musim yang tak baik-baik ini masih tumbuh di mitra-mitra kerja dari KPK, khususnya yang berhubungan dengan Depkermas,” lanjutnya.

Adapun Rakornas Pak KPK digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Kegiatan itu diselenggarakan bersama Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri.

Lalu, Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), dan Lembaga Administrasi Negara (LAN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com