JAKARTA, KOMPAS.com - Bak es yang membeku, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bersikap dingin menanggapi manuver keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Seperti sudah diketahui publik, manuver itu seolah terjadi setelah berbagai rentetan peristiwa. Mulai dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melebar pada isu untuk memuluskan pencawapresan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi.
Terlebih lagi, Ketua MK Anwar Usman juga diketahui adalah adik ipar Presiden Jokowi yang otomatis paman dari Gibran.
Situasi terkini, Gibran yang Wali Kota Solo itu resmi dideklarasikan oleh bakal capres Prabowo Subianto bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).
Baca juga: Jadi Cawapres Prabowo, Nasib Gibran di PDI-P Dinilai Sengaja Digantung
Meskipun demikian, belum ada keputusan dari Gibran apakah mau menerima pinangan tersebut atau menolaknya.
Sejumlah elite partai banteng moncong putih enggan memberikan komentar sedikit pun mengenai deklarasi Gibran atau pun manuver politik Presiden Jokowi yang juga kader partainya.
Hanya Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo yang menanggapi soal Gibran tersebut.
Menurut dia, sesuai instruksi Megawati, dia dan seluruh jajaran PDI-P hanya fokus memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Ya sudah, deklarasi tidak apa-apa, saya fokus memenangkan. Saya tidak ngurus deklarasi, tidak ngurus yang lain-lain. Kecuali ngurus konsolidasi memenangkan Ganjar Mahfud, satu putaran," kata FX Rudy saat ditemui di Pucang Sawit, Kota Solo, Jateng, Minggu (22/10/2023) malam.
Baca juga: Sikap Kalem PDI-P soal Gibran Diduga Hindari Konflik Terbuka dengan Jokowi
Disinggung soal adanya kekecewaannya kehadapan Gibran, FX Rudy menegaskan tidak merasa kecewa karena sudah dipersiapkan.
"(Kecewa?) Jadi kader, militan tidak ada kata kecewa. Jadi kader partai sudah saya pesan semua, harus siap kecewa dan dikecewakan. Kalau tidak siap itu, jangan jadi kader PDI Perjuangan," tegasnya.
Lantas bagaimana analisis pengamat membaca situasi yang terjadi antara PDI-P dan keluarga Jokowi.
Banyak asumsi bahwa PDI-P semestinya memecat Gibran dan Jokowi karena terlibat main dua kaki dalam Pilpres 2024.
Namun, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan bahwa pemecatan terhadap Jokowi bisa dilakukan jika dalam situasi normal.
"Tetapi PDI-P belum lakukan itu, maka bisa saja ada beberapa hal terjadi," ujar Dedi kepada Kompas.com, Senin (23/10/2023) malam.