Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Tak Perlu Menangisi Gibran, PDIP!

Kompas.com - 22/10/2023, 12:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA akhirnya terungkap juga, sebagaimana saya tulis di artikel sebelumnya bahwa Gibran Rakabuming Raka adalah memang kartu sakti Prabowo Subianto untuk mengunci sebagian ceruk suara Jokowi dan akan didaulat sebagai pendamping Prabowo pada pemilihan presiden 2024 mendatang.

Pasangan capres - cawapres yang akan diusung oleh partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju tersebut dikabarkan akan diumumkan pada Senin (23/10/2023).

Kartu sakti tersebut adalah puncak dari beberapa strategi politik Prabowo selama ini, yang tujuannya secara elektoral adalah memperlebar ceruk pemilih di satu sisi dan memastikan gerbong-gerbong ekonomi politik yang selama ini berada di belakang Jokowi berpindah ke Prabowo di sisi lain.

Harus diakui, strategi tersebut berjalan sangat baik. Dalam survei elektabilitas para kandidat terbaru, tepatnya hasil survei yang dilakukan pada awal Oktober 2023 sebelum nama Mahfud MD keluar sebagai bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo, nama Prabowo berhasil bertengger di posisi teratas.

Dalam simulasi tiga nama versi Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru, Prabowo Subianto berhasil mengantongi elektabilitas 37 persen, sementara Ganjar Pranowo 35,2 persen, Anies Baswedan 22,7 persen, dan yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebesar 5,2 persen.

Pun dalam simulasi dua nama, Prabowo Subianto mengantongi angka 52,6 persen jika dihadapkan dengan Anies Baswedan yang hanya meraih 33 persen, sementara angka TT/TJ berkisar sekitar 14,3 persen.

Lalu Prabowo Subianto juga berhasil mengantongi angka 49,2 persen jika dihadapkan dengan
Ganjar Pranowo yang hanya menorehkan angka 37,8 persen dengan angka TT/TJ sebesar 13 persen.

Dalam simulasi yang dilakukan jika Prabowo dipasangkan dengan beberapa nama bakal calon wakil presiden, Prabowo juga masih tercatat unggul dibanding dengan Ganjar-Mahfud dan Anies - Amin.

Dalam simulasi pertama, Prabowo-Erick berhasil meraih 38 persen atau unggul atas Ganjar-Mahfud MD dengan 32,3 persen dan Anies-Muhaimin dengan 22,9 persen.

Pada simulasi berikutnya, Prabowo yang dipasangkan dengan Khofifah meraih 36,3 persen, unggul atas Ganjar-Mahfud dengan 33 persen dan Anies-Muhaimin dengan 23,4 persen.

Hasil serupa kembali terulang saat Prabowo berpasangan dengan Gibran yang meraih 36 persen, berbanding 33,1 persen yang diraih Ganjar-Mahfud, dan Anies-Muhaimin dengan 23,5 persen.

Raihan sementara tersebut memang belum memberikan kepastian kemenangan bagi Prabowo. Karena angka TT/TJ dalam survei tersebut masih tinggi, kisaran 13-14 persen, yang bisa saja sebagian besarnya menjadi milik Anies-Imin atau Ganjar-Mahfud.

Dengan kata lain, potensi kalah bagi Prabowo dan Gibran masih cukup besar, setara dengan potensi menang untuk Ganjar-Mahfud MD yang juga masih besar.

Bahkan dengan konfigurasi hasil survei demikian, potensi menang untuk Anies-Imin pun bisa terjadi.

Jika kita lihat ke belakang, sebagaimana sempat saya ulas di beberapa tulisan terdahulu, strategi yang diterapkan Prabowo adalah strategi militer non konvensional ala pasukan khusus atau biasa dikenal strategi operasi khusus (Opsus).

Operasi pasukan khusus berfungsi bukan untuk mengalahkan lawan dalam kancah peperangan, tapi justru untuk mengacaukan pertahanan lawan, memecah konsentrasi lawan, dan jika perlu menciptakan "chaos" di lini pertahanan lawan.

Dua ciri utama operasi khusus dan "black operation" adalah adanya "element of suprise" di satu sisi dan dilakukan dalam waktu yang cepat di sisi lain. Kedua ciri ini sangat terasa dalam tiga gerakan politik Prabowo beberapa waktu belakangan.

Publik dibuat tercengang saat mendadak muncul begitu banyak billboard di banyak lokasi di seluruh Indonesia dengan gambar Jokowi bersama dengan Prabowo. Saya menamakan strategi tersebut sebagai strategi "Pepet Jokowi".

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com