JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengusulkan agar peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menekan pakta integritas untuk tidak mengangkat narasi kebencian dalam kampanye mereka.
Ma'ruf berpandangan, pakta integritas itu merupakan upaya agar pemilu tidak menjadi ajang konflik di tengah masyarakat, khususnya akibat persaingan politik yang menggunakan narasi kebencian.
"Para kontestan ini harus membuat pakta integritas untuk tidak melakukan hal-hal (seperti) ucapan, tindakan, provokasi, narasi-narasi itu jangan sampai menggunakan narasi yang mengarah terjadinya potensi konflik ataupun kebencian,” kata Ma'ruf dalam keterangan pers di Deli Serdang, Kamis (19/10/2023).
Baca juga: Ganjar: Kalau Pak Mahfud Tak Jadi Wapres 5 Tahun Lalu, maka Hari Inilah Saatnya
Secara khusus, Ma'ruf berpesan kepada kontestan pemilu untuk menghindari penggunaan politik identitas dalam kampanyenya.
Menurut dia, aspek-aspek kebiasaan pribadi seseorang, seperti shalat bagi seorang muslim, tidak diubah menjadi isu kampanye.
“Tapi kalau dijadikan isu kampanye. Nah itu nanti masuk wilayah identitas. Saya harap itu tidak terjadi, mudah-mudahan tidak terjadi,” kata Ma'ruf.
Tak hanya para kontestan, Ma'ruf juga meminta pendukung peserta pemilu agar tidak saling menghina satu sama lain.
Baca juga: Mahfud Pamitan ke Wapres Maruf Amin Sebelum Deklarasi Pagi Ini: Sesama Warga NU
“Mereka boleh menjual calonnya, tapi tidak menjelekkan calon yang lain, yang berpotensi terjadinya (konflik), untuk para pendukung, ini penting,” kata Wapres.
Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga meminta para penyelenggara pemilu agar betul-betul adil dan berpegang teguh pada aturan yang benar.
“Jangan ada pemihakkan, itu juga harus, kalau tidak, (maka) akan terjadi protes-protes,” kata Ma'ruf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.