Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Putusan MK, PDI-P Ingatkan soal Tidak Ada Jalan Instan bagi Kader Raih Jabatan

Kompas.com - 16/10/2023, 10:47 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Bidang Perekonomian Said Abdullah menyinggung bahwa di partainya tidak ada jalan instan untuk menjadi seorang pemimpin. Tak disebutkan kepada siapa singgungan itu ditujukan.

Namun, pernyataan ini disampaikan Said menjelang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan batas usia minimum calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang turut menyeret nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

"Bagi PDI Perjuangan, kaderisasi partai adalah jalan untuk menguatkan rekrutmen jabatan jabatan politik. Tidak ada jalan instan bagi setiap kader PDI Perjuangan dalam menugaskannya pada jabatan jabatan politik. Semua dijalani dari bawah," kata Said kepada Kompas.com, Senin (16/10/2023).

Baca juga: MK Segera Putuskan Batas Usia Capres, PDI-P: Siapa Menabur Angin, Akan Menuai Badai

Said mengatakan, soal dinamika politik menjelang pendaftaran pasangan calon (paslon) Pilpres 2024, hal yang perlu ditekankan yakni bagaimana mencari kematangan seseorang dalam memimpin.

Sebab, menurut dia, ada tanggung jawab sekaligus risiko besar pada pundak pemimpin nasional.

"Memaknai peran ini, kami mengajukan Ganjar Pranowo karena Beliau mengawali dengan merit politik yang benar, kiprahnya teruji dalam kepemimpinannya dua periode di Jawa Tengah, suatu jabatan politik satu tingkat di bawah Presiden. Rute itu telah kami buktikan melalui jalan politik dari Presiden Joko Widodo saat ini," ujar dia. 


PDI-P, menurut Said, tidak mengenal penugasan instan dan kilat dalam jabatan jabatan politik.

Sebab, kata dia, yang dipertaruhkan adalah keselamatan rakyat.

"Jalan berliku itu juga yang ditempuh oleh Ibu Mega, Mbak Puan Maharani, Mas Ganjar Pranowo, termasuk Presiden Joko Widodo saat ini. Berproses dari bawah adalah jalan untuk menggembleng setiap kader mendapati pengalaman politik yang panjang," ucap dia. 

"Pengalaman panjang itulah yang menjadi 'ilmu kehidupan' untuk mematangkan setiap kader, untuk 'bisa selesai atas dirinya sendiri" kata Said.

Baca juga: Larang Kader Demo di MK, Sekjen PDI-P Ingatkan soal Akan Ada Karma Politik

Terakhir, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini menyampaikan pesan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri soal loyalitas pada partai, bangsa, dan negara.

Pesan ini, menurut Said, berlaku bagi semua kader PDI-P.

Pada masa orde baru (orba), kesetiaan kader terhadap partai teruji militansinya menghadapi ancaman dan teror aparatur orba.

Masa reformasi, kata Said, kesetiaan kader teruji pada saat yang bersangkutan memegang kekuasaan.

"Apakah kekuasaan digunakannya untuk membesarkan partai, menjalankan cita cita, ideologi dan garis perjuangan partai? Melayani rakyat? Ataukah digunakan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya?" ucap dia.

"Dan kekuasaan seringkali membuat beberapa kader lupa diri. Kami mengajak setiap kader untuk selalu mawas diri, jangan mabuk kekuasaan," kata dia. 

Baca juga: Sekjen PDI-P: Cawapres Ganjar Sudah Mengerucut, Siap Diumumkan

Menjelang putusan MK yang dibacakan hari ini, isu Gibran menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto kian kencang.

Putusan MK disinyalir kuat akan memuluskan jalan Gibran melaju dalam kontestasi Pilpres 2024.

Adapun Gibran hingga kini merupakan kader PDI-P yang secara garis besar semestinya mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Nasional
Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nasional
Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Nasional
Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Nasional
Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Nasional
Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Nasional
Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Nasional
Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Nasional
Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Nasional
Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Nasional
Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Nasional
Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Nasional
JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com