Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Benahi Sistem Demokrasi, Cak Imin: Agar yang Tak Punya Uang Punya Kesempatan Dipilih

Kompas.com - 08/10/2023, 18:40 WIB
Tatang Guritno,
Nursita Sari

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (bacawapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Muhaimin Iskandar ingin mengubah sistem demokrasi di Indonesia.

Menurut dia, sistem demokrasi saat ini terlalu liberal dan menyebabkan ketimpangan.

Calon anggota legislatif maupun kepala daerah yang tak punya uang, lanjut dia, biasanya kalah dari calon yang memiliki cukup logistik.

Kulo niki kenek opo kok wani ngotot (saya ini kenapa kok berani ngotot jadi bacawapres), mergo (karena) diperintah para kiai maju,” ujar Muhaimin di Pondok Pesantren Salaf Al Quran (PPSQ) Asy-Syadzili, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (8/10/2023).

“Tapi di luar itu, nek kulo mboten maju (kalau saya tidak maju), aktivis sing gak ndue duit (tak punya uang) enggak akan punya kesempatan maju sampai kiamat,” imbuh dia.

Baca juga: Menag Bakal Keluarkan Aturan Kampanye di Ponpes, Cak Imin: Yang Penting Semua pada Porsinya

Dia menyatakan, sebuah sistem negara biasanya dievaluasi tiap 25 sampai 30 tahun.

Maka, tahun 2024 adalah tahun yang tepat untuk memberikan perubahan bagi sistem demokrasi Indonesia yang telah berjalan 25 tahun.

“Harus dievaluasi, perubahan. Semua anak bangsa punya kesempatan yang sama untuk dicintai dan dipilih rakyat, baik yang punya uang maupun yang tidak punya uang,” tutur dia.

Baca juga: Cak Imin Ajak Jusuf Kalla Jadi Tim Pemenangannya dan Anies Baswedan

Terakhir, Muhaimin menceritakan bahwa dia dan Anies merupakan pasangan bacapres-bacawapres yang tak memiliki modal logistik melimpah.

Namun, keduanya berkomitmen tetap maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 guna memperjuangkan gerakan perubahan yang diusung KPP.

“Spirit yang kami bangun adalah perbaikan sistem dan perubahan untuk Indonesia yang lebih kuat dan pokok, insya Allah diberi bantuan Allah,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com