JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani menegaskan bahwa partainya memiliki mekanisme dalam menentukan ketua umum.
Puan menyampaikan ini saat menanggapi adanya usulan yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menggantikan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI-P.
"Karena PDI Perjuangan punya mekanisme dalam menentukan hal tersebut," kata Puan saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).
Putri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ini lantas menekankan bahwa dirinya taat pada aturan partai.
"Jadi saya taat pada aturan dan mekanisme yang ada di PDI-P," ujar Puan.
Baca juga: Jokowi Diusulkan Jadi Ketum, Sekjen PDI-P: Semua Ada Tahapannya
Namun, saat ditanyakan soal kemungkinan dirinya menjadi calon kuat pengganti sang ibu sebagai Ketua Umum PDI-P, Puan tidak banyak berkomentar.
"Amin. Doain ya," kata Puan singkat.
Sebelumnya, usulan Jokowi menjadi Ketua Umum PDI-P meneruskan kepemimpinan Megawati, dicetuskan langsung oleh putra sulung Presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra.
Adapun usulan Guntur ini dibubuhkan dalam tulisan opininya yang dimuat Harian Kompas edisi 30 September 2023 berjudul "Indonesia, Jokowi, dan Megawati, Pasca-2024".
"Mengingat pemikiran dan pengalamannya yang tentu masih sangat dan sangat dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini, hal itu perlu dipertimbangkan," tulis Guntur dikutip dari Harian Kompas.
Baca juga: Puan: Jangan Biarkan Mereka Memecah Belah Ketua Umum PDI-P dan Presiden Jokowi
Dalam wacananya, Guntur mengatakan, apabila usulan supaya Jokowi dapat memimpin PDI-P terwujud, nantinya Megawati dapat menempati posisi sebagai Ketua Dewan Pembina PDI-P.
Guntur juga menegaskan bahwa Jokowi pada dasarnya merupakan anak ideologis Bung Karno.
Hal ini merujuk pada karier Jokowi ketika menjadi Wali Kota Solo selama 10 tahun, Gubernur DKI Jakarta selama dua tahun lebih, dan dua periode menjabat Kepala Negara.
Alasan krusial Guntur mendorong Jokowi menjadi ketua umum PDI-P karena sosok mantan Wali Kota Solo itu dianggap masih dibutuhkan bangsa dan negara.
Meski dorongan ini datang langsung dari trah Soekarno, wacana ini dinilai prematur.
Baca juga: Soal Usulan Jadi Ketum PDI-P, Jokowi: Saya Mau Pensiun Pulang ke Solo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.