Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Setelah Deklarasi Anies-Cak Imin, 2 Lowongan Bacawapres Akan Goyang Koalisi Lagi?

Kompas.com - 21/09/2023, 15:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEPUTUSAN menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, turut menggoyang koalisi partai politik menuju Pemilu Presiden 2024.

Satu di antaranya adalah "pertukaran" partai politik antara koalisi pengusung Anies dan koalisi pengusung Prabowo Subianto.

Kehadiran Muhaimin alias Cak Imin sebagai bakal pendamping Anies, membawa serta gerbong Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke koalisi pengusung Anies. Sebelumnya, PKB ada di gerbong Prabowo.

Baca juga: PKB Klaim Elektabilitas Cak Imin Tinggi di Jatim dan Jabar

Sebaliknya, Partai Demokrat yang semula seperahu koalisi pengusung Anies memutuskan beralih kubu seturut kepastian Cak Imin yang dipilih mendampingi Anies. 

Pada Minggu (17/9/2023), Partai Demokrat menghadirkan sinyal kuat bergabung ke kubu Prabowo Subianto.

Tak tanggung-tanggung, hadir ke markas Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari itu, Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Partai Demokrat, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca juga: Yakin Demokrat Tak Akan Tinggalkan Prabowo, PAN Ingat Janji SBY Turun Gunung

Deklarasi Partai Demokrat menjadi salah satu pengusung Prabowo dijanjikan akan dilakukan dalam Rapimnas Partai Demokrat yang dijadwalkan digelar pada Kamis (21/9/2023) malam.

Dengan demikian, koalisi sejauh ini masih berjumlah tiga. Hanya saja, sudah ada "pertukaran" partai pengusung itu tadi.

 

Sebagai catatan, partai pengusung dalam hal ini adalah partai politik pemilik kursi DPR hasil Pemilu Legislatif 2019.

Bila satu partai politik pemilik kursi DPR hasil pemilu tersebut tak cukup untuk memenuhi syarat pengusungan sendiri pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, partai-partai politik pemilik kursi DPR ini akan berkoalisi.

Syarat pengusungan pasangan bakal calon adalah perolehan minimal 25 persen suara hasil Pemilu Legislatif 2019 atau kepemilikan minimal 20 persen kursi DPR hasil pemilu yang sama. 

Baca juga: Disebut Pernah Minta PKB Dukung Prabowo-Erick, Jokowi: Itu Urusan Partai, Bukan Presiden

Adapun partai politik peserta Pemilu 2019 yang tak memiliki kursi di DPR dan atau partai politik yang baru lolos menjadi peserta Pemilu 2024, bila turut mencalonkan pasangan tertentu akan disebut sebagai partai pendukung.

Masih ada dua lowongan bacawapres

Pertanyaan besarnya, apakah komposisi koalisi pada saat ini sudah final?

Jawaban pasti tentu saja ada di dapur masing-masing koalisi. Namun, satu hal yang masih menjadi kepastian saat tulisan ini dibuat juga adalah keberadaan lowongan dua posisi bakal calon wakil presiden, yaitu untuk Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Kehadiran Partai Demokrat di kubu Prabowo tidak serta-merta menjadi terisi pula lowongan bakal calon wakil presiden bagi Prabowo. Sekalipun, kekecewaan tidak menjadi bakal calon RI-2 merupakan salah satu alasan Partai Demokrat hengkang dari kubu Anies Baswedan. 

Baca juga: Demokrat Tak Paksakan AHY Jadi Cawapres Prabowo, Hormati Parpol yang Duluan Gabung KIM

Sinyal peta koalisi masih mungkin bergoyang lagi justru datang dari kubu Ganjar Pranowo. Setelah memastikan Ridwan Kamil dan AHY dicoret dari kandidasi bakal pendamping Ganjar, muncul kembali nama Airlangga Hartarto dalam daftar kandidat.

Makin panas karena Ganjar pun menyebut sendiri soal keberadaan nama Airlangga dalam daftar kandidat bakal pendampingnya, sekalipun konon juga nama ketua umum Partai Golkar itu sempat tercoret dari lima besar kandidat pendamping Ganjar.

Baca juga: AHY-Ridwan Kamil Dicoret, PDI-P Lirik Airlangga Jadi Bakal Cawapres Ganjar

Jadi, Pak Ganjar dan Pak Prabowo, kapan nih kira-kira publik sudah boleh tahu kepastian nama bakal calon pendamping bapak-bapak?

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com