Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Cocok dengan Demokrat, PDI-P: Perubahan Kan Antitesa Pak Jokowi

Kompas.com - 19/09/2023, 21:57 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut visi perubahan merupakan antitesa dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hasto mengatakan hal tersebut saat ditanya apakah PDI-P tidak cocok dengan Demokrat yang masih membawa 'perubahan', sehingga berujung pada batalnya kerja sama di Pemilu 2024.

Adapun Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pernah menyatakan bahwa Demokrat tetap mengusung visi perubahan meski sudah mencabut dukungan dari Anies Baswedan.

Baca juga: [HOAKS] Partai Demokrat Resmi Gabung PDI-P Dukung Ganjar Pranowo

Sejak keluar dari koalisi pengusung Anies, Demokrat mengetuk pintu ke koalisi pengusung Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Pada akhirnya, Demokrat memilih Prabowo.

"Perubahan kan dimaknakan antitesa Pak Jokowi," ujar Hasto saat ditemui di kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2023).

Namun demikian, Hasto menjelaskan, berdasarkan ketentuan undang-undang, partai harus mengambil keputusan untuk mendukung salah satu capres.

Hasto menekankan PDI-P menghormati keputusan Demokrat yang memilih mendukung Prabowo ketimbang Ganjar.

Baca juga: Demokrat Sebut Prabowo Akan Berpidato Usai AHY Umumkan Dukungan Resmi di JCC

"Ini menunjukkan bagaimana alam demokrasi itu dibangun dengan baik selama pemerintahan Presiden Jokowi," ucapnya.

Menurut Hasto, PDI-P dan Demokrat berkomunikasi secara intens sejak Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan.

Walau begitu, PDI-P menyadari betul setiap partai memiliki kedaulatan untuk menentukan pilihan politiknya sendiri.

"Dan bagi kerja sama politik pengusung Pak Ganjar Pranowo kami juga terus menerus melakukan langkah konsolidasi. Setiap hari Rabu mengadakan rapat-rapat yang sangat intens di dalam mendorong kemenangan Pak Ganjar Pranowo," imbuh Hasto.

Baca juga: Kisah Demokrat dan PDI-P: Dua Kali Pendekatan, tapi Akhirnya Tak Bersama...

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pihaknya tetap memegang semangat perubahan dan perbaikan, meski partainya sudah angkat kaki dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dibangun bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Kami berjanji untuk tetap teguh di jalan perubahan dan perbaikan. Kami mengajak seluruh kader Demokrat untuk tetap solid dan mengikuti langkah-langkah yang akan diambil oleh pemimpin partai,” ujar AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Ia pun menyampaikan, Partai Demokrat bakal mencari koalisi partai politik (parpol) yang memiliki kesamaan visi.

“Dalam upaya memperjuangkan perubahan untuk perbaikan itu Demokrat akan berikhtiar untuk bergabung dengan koalisi lain yang memiliki kesamaan cara pandang,” tutur dia.

Baca juga: Demokrat Bergabung ke Prabowo dan AHY Hilang dari Bursa Cawapres Ganjar

Terakhir, AHY menegaskan, Partai Demokrat telah memaafkan pihak-pihak yang melakukan pengkhianatan politik.

Saat ini, lanjut dia, Demokrat tengah fokus untuk melirik koalisi lain guna menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Mari kita buka lembaran baru ke depan, kita harus segera move on,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com