Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tiba di India untuk Hadiri KTT G20

Kompas.com - 09/09/2023, 06:49 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai menempuh penerbangan selama sekitar enam jam dari Jakarta, Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo serta rombongan tiba di Air Force Station (AFS) Palam, New Delhi, Republik India, Jumat (8/9/2023) malam.

Dilansir siaran pers Sekretariat Presiden, Pesawat Garuda Indonesia (GIA-1) yang membawa Presiden dan Ibu Iriana mendarat sempurna sekitar pukul 19.40 waktu setempat (WS) atau 21.10 WIB.

Udara hangat menyambut ketibaan Presiden dan Ibu Iriana.

Di bawah tangga pesawat, tampak menyambut Presiden dan Ibu Iriana yakni Duta Besar RI di New Delhi Ina Krisnamurthi dan Atase Pertahanan KBRI New Delhi Laksma Didik Kurniawan beserta istri.

Baca juga: Jadwal Uji Coba Kereta Cepat untuk Masyarakat Dipastikan Sepulang Presiden dari KTT G20 India

Tidak hanya itu, tarian tradisional Bihu asal negara bagian Assam, India, yang dibawakan oleh sejumlah penari dengan pakaian merah cerah juga turut menambah kemeriahan penyambutan hangat kehadiran Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di bandara tersebut.

Dari bandara, Presiden dan Ibu Iriana beserta rombongan melanjutkan perjalanannya menuju hotel tempatnya bermalam selama berada di New Delhi, India.

Setibanya di hotel, Presiden dan Ibu Iriana disambut oleh sejumlah pegawai KBRI New Delhi dan diaspora Indonesia yang berada di sana.

Kedatangan Presiden dan Ibu Negara di India ini adalah dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Sebelumnya, Presiden dan Ibu Negara berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 14.30 WIB, Jumat.

Baca juga: Xi Jinping Kemungkinan Tak Ikut Pertemuan G20 India, Hindari Biden?

Keduanya didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Sebelum keberangkatan, Presiden Jokowi tidak memberikan keterangan pers.

Namun, pada Kamis (7/9/2023), Presiden menjelaskan, dalam lawatannya ke India, ia akan membawa pesan bahwa stabilitas dan perdamaian merupakan kunci kemakmuran.

"Besok siang saya berangkat ke G20 Summit di India, dan komitmen apa yang akan kita bawa ke sana? Menurut saya stabilitas dan perdamaian adalah kunci kemakmuran," kata Jokowi seusai penutupan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center, Kamis.

Jokowi berpandangan bahwa dunia membutuhkan sebuah rumah aman dan kolaborasi atau kerja sama harus diutamakan

Indonesia juga akan terus menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang dalam KTT G20 di India. "Terkait inklusivitas dan hak-hak untuk menyejahterakan rakyatnya termasuk di dalamnya adalah industrial downstreaming, hilirisasi industri," kata Jokowi.

Baca juga: Akan Terbang ke India Hadiri KTT G20, Jokowi Bawa Pesan Stabilitas Kunci Kemakmuran

Untuk diketahui, Group of Twenty atau G20 merupakan forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia.

Sesuai namanya, G20 memiliki 20 anggota yang terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.

Anggota G20 adalah Australia, Argentina, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Meksiko, Jepang, Italia, Arab Saudi, Rusia, Arika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

G20 memiliki posisi strategis karena secara kolektif merupakan representasi dari 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com