Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pidato Anies Sebut Mr Assaat Presiden RIS, Sejarawan: Keliru Banget

Kompas.com - 06/09/2023, 19:07 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarawan Bonnie Triyana mengoreksi pernyataan bakal calon presiden Anies Baswedan yang menyebut Mr. Assaat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS).

Anies menyampaikan pernyataan itu dalam pidato saat mengisi Kuliah Kebangsaan yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat, pada 29 Agustus 2023.

Saat menyampaikan pernyataannya, Anies menyebut Republik Indonesia di masa lalu sempat menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

"Jangan pernah lupakan bahwa sempat Republik Indonesia menjadi bagian kecil dari sebuah Republik Indonesia Serikat. Republik Indonesia Presidennya Soekarno, Republik Indonesia Serikat Presidennya Mr. Asaat. Ini fakta sejarah," kata Anies seperti dikutip dari cuitan akun Twitter Bonnie.

Baca juga: Nasdem dan PKB Susun Tim Pemenangan Anies-Muhaimin, Tunggu PKS Rumuskan Bersama

https://twitter.com/bonnietriyana/status/1698999951542689979?s=20

Bonnie lantas mengoreksi pernyataan Anies terkait pemimpin RI dan RIS yang terbentuk pada 1949.

"Dia keliru lah. Salah. Ngawur itu. Keliru banget. Kan Mr. Assaat itu pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia, Soekarno Presiden Republik Indonesia Serikat," kata Bonnie saat dihubungi, Rabu (6/9/2023).

Bonnie memaparkan runutan sejarah terkait pembentukan RIS. Dia mengatakan, RIS terbentuk sebagai bagian dari hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan penyerahan kedaulatan antara Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda pada 27 Desember 1949.

Saat itu bentuk negara setelah KMB adalah federasi yang berada di bawah payung RIS.

Negara federasi itu terdiri dari sejumlah negara bagian seperti Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra, Negara Sumatra Timur, Negara Madura, Negara Sumatra, Negara Sumatra Timur, dan Republik Indonesia.

Baca juga: Gelar Adu Gagasan 3 Bacapres, BEM UI: Anies Fix Hadir

"Republik Indonesia waktu itu ibu kotanya di Yogyakarta. Pemangku jabatan presidennya itu kan Mr Asaat gelar Datuk Mudo," ujar Bonnie.


Akan tetapi, usia RIS tidak lama yakni hanya sampai 17 Agustus 1950. Penyebabnya adalah ketika itu muncul keinginan dari banyak daerah supaya kembali ke negara kesatuan.

Bonnie mengatakan, keinginan itu menguat karena muncul sentimen terhadap Belanda. Sebab RIS sebenarnya adalah usulan dari mantan pejabat sementara Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Hubertus Johannes "Huib" van Mook, supaya pemerintah Belanda tidak berurusan secara langsung dengan tokoh nasionalis dan pro Republik Indonesia.

Karena desakan kembali ke negara kesatuan semakin kuat maka masyarakat kerap melakukan demonstrasi. Di Parlemen Sementara RIS, politikus Masyumi Mohammad Natsir mengajukan usulan, yang dikenal sebagai Mosi Integral, dan menganjurkan supaya kembali ke konsep negara kesatuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com