JAKARTA, KOMPAS.com - Selamat pagi kepada seluruh sahabat Kompas.com. Gelitik Nasional kembali hadir mengawali pekan ini.
Seperti yang kita ketahui, melalui artikel ini kami mencoba merangkum sejumlah peristiwa politik yang terjadi sepekan lalu.
Suhu politik nasional sempat menghangat pada akhir pekan lalu. Sorotan tertuju pada gejolak di tubuh Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).
Akan tetapi sebelum itu, kami akan mengawalinya dengan mengulas tentang beberapa peristiwa politik lainnya.
Baca juga: Cabut Baliho Anies-AHY, Demokrat Bekasi: Tak Ada Istilah Tekor untuk Perjuangan Mas Ketum
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan nama baru kelompok pendukung mereka.
Semula kubu pendukung Prabowo bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), dan berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan nama baru koalisi yang semula Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju.
Baca juga: PKB Kaget Nama Koalisi Pendukung Prabowo Jadi Koalisi Indonesia Maju
Perubahan nama itu disampaikan pada rangkaian peringatan HUT Ke-25 PAN di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Prabowo merasa perubahan nama itu perlu dilakukan demi mengakomodasi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar yang bergabung.
Sebab sebelumnya koalisi pendukung Prabowo hanya diisi oleh Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Bakal calon presiden Anies Baswedan memenuhi undangan Kuliah Kebangsaan yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Pada kegiatan yang dilakukan pada Selasa, 29 Agustus 2023, Anies membahas berbagai hal.
Saat itu Anies menyoroti tentang praktik demokrasi yang terindikasi bermasalah. Indikatornya, kata dia, adalah masyarakat dan warganet kerap menyebut kata "Konoha" dan "Wakanda" ketika menyampaikan pendapatnya, meskipun itu di ruang digital.
Baca juga: Anies Sebut Kuliah Kebangsaan di UI Bukan Ajang Kampanye Pilpres