JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengeklaim termasuk pihak yang mendorong agar Presiden Joko Widodo merangkul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masuk dalam pemerintahannya di periode kedua.
Ia mengaku menyampaikan usulan itu ke Presiden Jokowi sesaat setelah Pemilihan Presiden 2019 berakhir.
“Tanggal 6 oktober 2019 saya datang bertemu dengan Presiden Jokowi, kula nuwun (permisi), karena kita akan mendirikan Partai Gelora. Tapi, pada waktu yang sama saya juga menyampaikan satu usul supaya Pak Prabowo dimasukkan di dalam kabinet,” ujar Anis di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
Baca juga: Dukung Prabowo di Pilpres 2024, Anis Matta: Ada yang Datang, Ada yang Pergi
Anis menceritakan, saat itu ia meminta Jokowi untuk menggaet Prabowo agar fokus untuk menghadapi krisis ekonomi dunia.
“Saya bilang (ke Jokowi),’Pak ini periode kedua Bapak dan akan ada krisis besar yang menimpa dunia, saatnya Bapak menjadi pemersatu bangsa. Kita lupakan yang sudah lalu, elite Indonesia harus disatukan. Kalau Bapak bisa merangkul Pak Prabowo, Bapak akan menjadi bapak bangsa,” tutur dia.
Pada akhirnya, Jokowi mengajak Prabowo masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan.
Jokowi mengangkat rivalnya itu sebagai menteri pertahanan.
Baca juga: Prabowo: Akhir-akhir Ini Memang Sarat Aroma Pengkhianatan
Bagi Anis, Jokowi dan Prabowo sama-sama menunjukkan jiwa yang besar karena akhirnya memutuskan rekonsiliasi setelah bertarung pada Pilpres 2014 dan 2019.
Di sisi lain, Anis juga memuji Prabowo sebagai figur yang rendah hati karena saat ini mau belajar dari Jokowi yang pernah menjadi rivalnya.
"Beliau sampai pada titik kerendahan hati untuk mau belajar dari lawannya yang telah mengalahkannya. Itulah jiwa besar itulah kerendahan hati, itulah kearifan, itulah pemimpin,” imbuh dia.
Maka, saat ini Prabowo didukung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, dan Partai Gelora.
Prabowo telah mengubah nama koalisinya dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk bersama PKB tahun 2022 menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Gerindra telah membubarkan KKIR setelah PKB memutuskan menerima pinangan Partai Nasdem untuk memasangkan bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.