JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan, banyak aroma pengkhianatan baru-baru ini. Hanya saja, Prabowo tidak menyebut secara jelas siapa yang berkhianat darinya.
Namun, baru-baru ini, koalisi pendukung Prabowo memang berkurang. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin keluar dari koalisi demi berduet bersama Anies Baswedan.
"Pak Jokowi punya jiwa besar mengajak saya (masuk kabinet). Saya pun ditentang tadinya bergabung. Ditentang saya oleh pengikut-pengikut saya sendiri. Saya dituduh pengkhianat. Akhir-akhir ini memang sarat dengan aroma-aroma pengkhianatan," ujar Prabowo di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
Baca juga: Anies-Cak Imin Duet, Peluang Kemenangan Ganjar dan Prabowo Dinilai Kian Besar
Prabowo menjelaskan, mereka harus berintrospeksi atas pengkhianatan yang terjadi belakangan ini.
Bahkan, dia mengungkit sejarah ketika Belanda bisa berkuasa di Indonesia karena rakyat Indonesia sendiri.
"Urusan kecil bisa taklukkan kerajaan-kerajaan kita, karena pangeran-pangeran itu sibuk, sibuk rebutan kursi. Sultan meninggal, putranya perang," jelasnya.
Baca juga: 7 Poin Kekecewaan SBY atas Pengkhianatan Anies
Lalu, Prabowo juga mengingat momen saat dirinya memutuskan masuk ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2019.
Prabowo menyebut banyak pengikutnya yang menuduh dia sebagai pengkhianat.
"Jadi saya dituduh pengkhianat oleh pengikut saya karena saya mau gabung Pak Jokowi. Lama-lama mereka paham setelah saya jelaskan," imbuh Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.