Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Poin Kekecewaan SBY atas Pengkhianatan Anies

Kompas.com - 02/09/2023, 10:08 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluapkan kekecewaannya usai bakal capres yang Demokrat dukung, Anies Baswedan, berkhianat bersama Partai Nasdem.

Kekecewaan tersebut SBY sampaikan dalam rapat darurat bersama jajaran MTP Demokrat di kediamannya di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

Pasalnya, Anies secara sepihak tiba-tiba menunjuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres, tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS selaku mitra koalisi.

Bahkan, PKB telah menyetujui tawaran duet Anies-Cak Imin tersebut. Deklarasi Anies-Cak Imin disebut bakal dilakukan hari ini di Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: SBY Mengaku Terkejut, Tak Pernah Bayangkan Anies-Nasdem Berkhianat

Melalui rapat darurat yang dipimpin oleh SBY, Demokrat akhirnya secara resmi mencabut dukungan kepada Anies Baswedan.

Demokrat turut menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Mereka meninggalkan Nasdem dan PKS yang masih mengusung Anies.

Berikut 7 poin kekecewaan SBY terhadap Anies:

1. SBY tak pernah bayangkan Anies berkhianat.

SBY menjelaskan rapat yang dia pimpin di Cikeas itu sangat penting. Sebab, dirinya tidak pernah menyangka Anies akan berkhianat.

"Pertemuan Majelis Tinggi Partai ini sangat penting. Ini sebuah emergency meeting karena terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dan tidak pernah kita bayangkan ini akan terjadi," ujar SBY di Cikeas, Jawa Barat, Jumat.

SBY menyampaikan, Demokrat harus menyikapi dan merespons perkembangan tersebut, yakni soal Anies menunjuk Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.

Baca juga: Dengar Anies Pilih Muhaimin, SBY: Kader Demokrat Sangat Emosional Malam Itu

Sebab, berdasarkan AD/ART partai, Majelis Tinggi Partai Demokrat berwenang menentukan Demokrat berkoalisi dengan partai mana dalam pilpres, sekaligus juga menentukan siapa capres dan cawapres yang hendak diusung.

"Oleh karena itu tepat kalau kita segera mengambil sikap dan merespons apa yang terjadi 3-4 hari lalu itu," kata dia.

2. SBY bersyukur ditolong Allah dijauhkan dari pemimpin tidak jujur

Meski dikhianati, SBY masih mencoba mengambil sisi positif dari peristiwa itu. SBY mengatakan Demokrat bersyukur dikhianati oleh Anies dan Nasdem.

"Meskipun kita dibeginikan oleh capres Anies dan mitra koalisi kita, tapi sesungguhnya kita harus bersyukur kepada Allah SWT, bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," tutur SBY.

Jika dipikir-pikir, SBY merasa Demokrat justru sedang ditolong oleh Allah. Dia menyebut mereka tidak diizinkan Allah untuk mendukung seseorang yang ternyata tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, tidak bisa dipercaya, dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati.

Menurut SBY, jika sekarang saja sudah tidak sidiq, tidak amanah, tidak memegang komitmennya, bagaimana nanti jika menjadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar.

Baca juga: Bersyukur Demokrat Dikhianati Anies, SBY: Sekarang Saja Tidak Amanah, Bagaimana Nanti Jadi Pemimpin

"Saya kira kalau kita renungkan ini, kita ambil hikmahnya, mungkin kita dibebaskan dari dosa yang mungkin kita pikul kalau kita masih berada bersama-sama mereka mengusung seseorang menjadi pemimpin bangsa Indonesia," jelasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com