JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menemukan 50 calon legislatif (caleg) dalam Daftar Calon Sementara (DCS) Pileg 2024 yang memiliki hubungan kekerabatan dengan pejabat tertentu.
Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, jumlah yang sebenarnya di lapangan sangat mungkin lebih banyak dibanding yang dirilis Formappi.
"Formappi menemukan 50 calon legislatif yang punya hubungan kekerabatan dengan pejabat tertentu. Walau ini tidak menggambarkan fakta dari semua caleg yang ada dalam DCS. Mungkin saja jumlahnya bisa lebih 50, bisa 100 bahkan 500," kata Lucius dalam konferensi pers dikutip dari YouTube Formappi, Jumat (1/9/2023).
Baca juga: DCS Caleg Perempuan Turun, Formappi: Keterwakilan Perempuan Masih Sekedar Formalitas
Ia menyampaikan, Formappi bahkan menemukan ketua partai yang memboyong istri hingga anak-anaknya ikut Pileg 2024.
Hal ini merupakan fenomena baru.
Sebab, pada pileg sebelumnya, dinasti politik hanya berputar antara ayah dengan anak, suami dengan istri, maupun ayah dengan keponakan.
"Ada ketua partai memboyong semua dari istri sampai anak-anaknya masuk dalam DCS 2024. Coba bayangkan kalau mereka menang. Saya bayangkan obrolan meja makan mereka tidak pernah obrolan menu," ucap dia.
"Tapi (obrolannya) terkait UU apa yang mau disahkan, dan bagaimana sikap mereka. Itu kalau mereka mau serius. Kalau enggak, mungkin mereka bicara warisan dari partai apa," kata dia.
Baca juga: Soal Sekeluarga Maju Jadi Caleg, Formappi: Politik Dinasti Tak Terelakkan
Ia juga mengatakan, meski tidak selalu berimplikasi jelek, dinasti politik di lingkup keluarga akan mengkonsolidasikan kekuasaan di sekitar dapur keluarga tertentu saja.
Politik dinasti, kata dia, memang tidak dilarang. Namun, tidak berarti pula diperbolehkan.
"Saya kira kita sudah sekian lama prihatin dengan kondisi partai politik yang dinilai banyak pihak sangat oligarki. Dan parpol yang oligarki akan semakin terkonsolidasi jika yang terpilih adalah politisi dari keluarga pemilik partai, atau keluarga ketum partai," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.