Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heran Sikap DPR Dulu Mendesak RUU Perampasan Aset tapi Surpres Tak Kunjung Dibacakan, Formappi: Basa-basi Politik

Kompas.com - 21/06/2023, 17:45 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) mengaku tak habis pikir dengan tingkah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang seolah menganggap Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset Tindak Pidana prioritas, tetapi tak kunjung dibahas di DPR.

Peneliti bidang legislasi Formappi Lucius Karus mengatakan demikian karena menyoroti bagaimana DPR sudah absen membacakan terkait Surat Presiden (Surpres) RUU Perampasan Aset sebanyak 6 kali rapat paripurna.

"(Absen membacakan Surpres) DPR tak bisa tidak menunjukkan ada kepentingan tertentu dari DPR untuk mengulur-ulur waktu atau bahkan kalau mungkin mengabaikan pembahasannya hingga akhir periode," kata Lucius kepada Kompas.com, Rabu (21/6/2023).

"Pernyataan DPR yang menganggap RUU Perampasan Aset ini mendesak hanya basa basi politik saja," ungkapnya.

Baca juga: RUU Perampasan Aset Mandek di DPR, Deputi KSP Tegaskan Pemerintah Siap Koordinasi

Lucius menduga DPR menyatakan kesiapannya untuk membahas RUU Perampasan Aset sekadar kamuflase untuk tidak terhakimi masyarakat sebagai orang yang kontra terhadap pemberantasan korupsi.

Karena tak ingin dicap anti pemberantasan korupsi, lanjut Lucius, maka pernyataan dibuat seolah-olah DPR sangat peduli dengan RUU Perampasan Aset.

Di sisi lain, Lucius menyoroti DPR yang terkini mengumbar alasan soal Surpres yang tak kunjung dibacakan karena menunggu kesepakatan fraksi.

Tak habis pikir lagi dengan tingkah DPR, Lucius melihat alasan itu jelas tak bisa diterima.

"Karena proses sudah sampai pada Surpres. Pasca Surpres, itu ya otomatis pembahasan di DPR," imbuhnya.

Baca juga: Demokrat Sebut Proses Pembahasan RUU Perampasan Aset Ada di Tangan Pimpinan DPR

Menurut Lucius, persetujuan atau penolakan fraksi atas RUU Perampasan Aset semestinya dilakukan dalam proses pembahasan.

Menurut Lucius, kesepakatan fraksi jelas sudah dilalui DPR. Hal ini dengan ditandai masuknya Surpres dari pemerintah ke DPR.

"Kalau ada fraksi yang menolak untuk membahas, lha kenapa mereka dulu setuju RUU Perampasan Aset ini masuk dalam Daftar RUU Prioritas 2023," tanya dia.

Maka dari itu, Lucius menduga DPR berlindung di balik seribu alasan yang sejatinya tak bisa diterima publik.

Melihat hal ini, Lucius juga menduga DPR tengah khawatir ada dampak lebih besar yang mengancam pada harta kekayaan ilegal mereka dari adanya RUU Perampasan Aset.

"Mereka mungkin saja terlampau takut dengan dampak RUU ini nantinya. Banyak harta ilegal yang mungkin dimiliki anggota atau elit parpol akan jadi sasaran," tutup Lucius.

Baca juga: Surpres RUU Perampasan Aset Tak Kunjung Dibacakan, Formappi: Momok Menakutkan untuk DPR

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com