Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Cak Imin Minim, Prabowo Disebut Dilema Pilih Cawapres

Kompas.com - 29/08/2023, 12:37 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subinto, masih tanda tanya.

Minimnya elektabilitas Muhaimin dinilai bisa jadi ganjalan dirinya melaju ke panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

“Apa pun judulnya, elektabitas Cak Imin belum muncul signifikan. Karena pemilih PKB tak otomatis jadi pemilihnya Muhaimin,” kata Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno kepada Kompas.com, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Bye-bye KKIR, Koalisi Prabowo Kini Ganti Nama Jadi Indonesia Maju

Menurut survei sejumlah lembaga, elektabilitas Muhaimin berada di papan bawah. Angka elektoral Wakil Ketua DPR RI itu masih di kisaran satu persen.

Elektabilitas Cak Imin, demikian sapaan akrabnya, tertinggal jauh dari sejumlah nama yang juga digadang-gadang jadi cawapres, seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Meski begitu, elektabilitas PKB memang menjanjikan. Menurut survei Litbang Kompas edisi Agustus 2023, PKB mengantongi elektabilitas 7,6 persen.

Angka tersebut menempatkan PKB di urutan ketiga partai dengan elektabilitas terbesar setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, melampaui Partai Golkar dan Partai Demokrat.

Baca juga: Nama Koalisi Pengusung Prabowo Jadi Indonesia Maju, Airlangga: Sesuai Visi-Misi Teruskan Program Jokowi

Keberadaan PKB di koalisi pendukung Prabowo pun dinilai mampu menutup kelemahan Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Sebabnya, pemilih PKB mayoritas datang dari Nahdlatul Ulama (NU) yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara, pendukung Prabowo lemah di daerah tersebut.

“Kekuatan politik PKB ini bisa menutup kelemahan Prabowo. Selama dua kali ikut pilpres, Prabowo lemah di kalangan NU, Jatim, dan Jateng. Wajar jika kemudian PKB sangat confident jika Prabowo ingin menang harus dengan PKB,” ujar Adi.

Meski demikian, besarnya elektabilitas PKB tak mampu mengesampingkan realita bahwa angka elektoral Muhaimin masih minim. Padahal, faktor elektabilitas jadi pertimbangan setiap bakal capres memilih pendamping.

Sementara, sejak awal PKB telah terang-terangan mengajukan nama Muhaimin jadi bakal calon RI-2. PKB pula yang pertama kali menyatakan dukungan buat Prabowo.

Adi pun memprediksi, jika Prabowo tak memilih Muhaimin sebagai pendampingnya, PKB bakal hengkang dan merapat ke koalisi lain.

“Menjadi rumit jika syarat berkoalisi dengan PKB itu harus menjadikan Cak Imin jadi cawapres. Jadi sangat dilematis,” kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, calon pendamping Prabowo pada Pilpres 2024 sudah terlihat. Ibarat penentuan Hari Raya Idul Fitri, kata Muzani, hilal yang dilihat sudah ada, tinggal diputuskan dalam sidang isbat.

Baca juga: Gibran Dipertimbangkan Jadi Cawapres Prabowo, Hasto: Rakyat Tahu Dia Kader PDI-P

"Masalahnya, hilal ini baru tampak sedikit, jadi mesti bersabar sampai 3 derajat (benar-benar terlihat). Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa sudah (sidang) isbat, sudah bisa dilaksanakan (diumumkan) besok Hari Raya kira-kira begitu," ujar Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28/8/2023).

Muzani mengatakan, masih ada waktu untuk menunggu hilal benar-benar terlihat jelas dan mengumumkan pasangan calon yang akan didukung. Sebab, pendaftaran pasangan capres-cawapres baru akan digelar Oktober 2023.

Menurutnya, ada beberapa nama populer yang disebut cocok menjadi cawapres Prabowo. Sosok Cak Imin pun disebut santer terdengar.

"Nama yang paling populer dari beberapa hilal yang didengar ya yang paling terdengar itu Muhaimin Iskandar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com