Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita TNI "Diganggu" UFO saat Operasi Dwikora

Kompas.com - 27/08/2023, 07:00 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa penampakan benda terbang aneh (BETA) atau UFO (Unidentified Flying Object) di sejumlah daerah di Indonesia pernah dilaporkan oleh masyarakat.

Akan tetapi, salah satu cerita yang menarik adalah tentang artileri pertahanan udara (arhanud) TNI yang menembaki benda asing diduga UFO di Jawa Timur pada masa Operasi Dwikora terkait konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Peristiwa itu dipaparkan oleh mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jacob Salatun, dalam bukunya "UFO, Salah Satu Masalah dunia Saat Ini" (1982).

Menurut uraian Salatun, sewaktu masih berkecamuknya Operasi Dwikora, aparat TNI dilaporkan melihat penampakan benda asing yang terbang melintas di langit Surabaya.

Menurut laporan, penampakan benda asing itu terjadi antara 18 sampai 24 September 1964.

Baca juga: 12 Fakta tentang Area 51, Pangkalan yang Kerap Dikaitkan dengan UFO dan Alien

Benda-benda aneh itu dilaporkan muncul mulai malam hari dan menghilang menjelang fajar.

Surabaya adalah salah satu pangkalan militer dan dilengkapi dengan sistem arhanud. Persenjataan berat itu selalu siaga sepanjang Operasi Dwikora, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 11 Oktober 1992.

Benda-benda aneh atau UFO itu dilaporkan tampak secara serentak baik di layar radar maupun dengan mata telanjang, sehingga tergolong sebagai fenomena RV (Radar-Visual Sightings).

Karena TNI dalam keadaan siaga, maka mereka menganggap benda-benda asing itu sebagai musuh. Menurut laporan, benda-benda aneh itu beterbangan di Surabaya, Malang, dan Bangkalan-Madura.

Baca juga: AS Disebut Sembunyikan Fakta Lokasi Alien dan UFO

Bahkan menurut laporan, benda-benda aneh itu diduga sebagai pesawat terbang Angkatan Laut Inggris yang saat itu mengerahkan kapal induk Victorious, dengan beberapa kapal perang lain sedang berada di sekitar selatan Kendari, dalam pelayaran ke Singapura.

Karena dianggap sebagai musuh, maka sistem arhanud TNI menembaki UFO itu. Akan tetapi, tidak ada satupun UFO yang berhasil ditembak jatuh, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 11 Oktober 1992.

Beberapa saksi menyebutkan benda aneh itu terlihat seperti mengeluarkan cahaya yang mirip dengan lidah api. Selain itu ada juga yang terlihat seperti membawa lampu yang sangat terang.

Selain itu, menurut sejumlah saksi, gerakan benda asing atau UFO itu tidak bisa diprediksi. Terkadang bergerak perlahan seperti helikopter, tetapi terkadan mendadak melesat cepat.

Menurut kesaksian seorang penerbang TNI AU, UFO yang dia lihat menyala dan berwarna merah padam. Sementara sebagian saksi lain menyebut berbentuk elips dengan warna kebiru-biruan. UFO itu juga tidak terbang tinggi, hanya sekitar 1.200 meter.

Baca juga: Geger Tuduhan AS Simpan Kendaraan Alien, Bukti Valid Adanya UFO?


Akan tetapi, ketika ditembaki dengan persenjataan antipesawat, UFO itu bisa dengan cepat menghindar.

Pecahan peluru artileri yang ditembakkan ke arah UFO justru jatuh ke wilayah pemukiman dan melukai sejumlah warga.

Kejadian itu juga dituliskan dalam laporan staf Komando Pertahanan Udara Nasional berjudul "Penerbangan-penerbangan tidak dikenal di Sektor II (Surabaya)" tertanggal 29 September 1964.

Dalam laporan itu disebutkan, benda-benda asing itu disimpulkan sebagai esawat terbang biasa dan pesawat tanpa awak, bahwa kegiatan sasaran adalah kegiatan lawan, dan bahwa tujuannya adalah untuk perang urat saraf (psywar) di samping secara tidak langsung mempengaruhi roda perekonomian.

Baca juga: AS Terus Cari Jejak UFO, Pelajari Potensi Musuh Baru Negara

Peristiwa itu sempat membuat masyarakat resah. Maka dari itu, Pejabat Presiden Dr. J. Leimana menerbitkan imbauan pada 8 Oktober 1964, yang berisi supaya masyarakat tetap tenang dan tidak memperkeruh suasana, serta dilarang untuk membuat desas-desus dan tafsiran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com