Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanyakan Kabar Terancam Dipecat PDI-P, Budiman Sudjatmiko: Belum Ada Surat Pemanggilan

Kompas.com - 21/08/2023, 16:40 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko mengaku selama ini belum menerima surat pemanggilan resmi dari DPP PDI-P.

Hal ini disampaikannya merespons kabar akan diputuskan status keanggotaan partai oleh DPP PDI-P pada hari ini, Senin (21/8/2023). Buntut mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) yang didukung.

"Belum ada surat pemanggilan karena biasanya proses, jika ada tindakan kepada saya, kepada kader pada umumnya, didahului oleh pemanggilan resmi secara surat organisasi kepada kader yang dikenakan sanksi yang setelah melewati tahap peringatan juga melalui surat. Begitu," kata Budiman saat dihubungi, Senin.

Budiman Sudjatmiko lantas mengaku, ia tak bisa banyak berkomentar terkait hal itu karena belum ada surat pemanggilan resmi dari DPP PDI-P.

Baca juga: DPP PDI-P Putuskan Nasib Budiman Sudjatmiko Siang Ini

Namun, ia memastikan akan datang ke DPP jika sudah ada surat pemanggilan resmi kepadanya.

"Jika ada surat pemanggilan resmi saya datang, ada majelis kehormatan partai ya, karenanya saya menunggu saja," ujar Budiman Sudjatmiko.

Ditanya soal opsi dari DPP PDI-P yakni dipecat atau mengundurkan diri dari partai, Budiman bahkan bingung.

Ia mengaku baru tahu jika terancam dipecat karena surat pemanggilan resmi belum diterimanya.

Sementara itu, untuk opsi mengundurkan diri, Budiman Sudjatmiko menegaskan tidak bersedia melakukannya saat ini.

"Enggak ya. Bagi saya kalau mundur itu seperti malah saya tidak mendapatkan penjelasan, tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang menjadi argumen saya," katanya.

"Karena tentu saja saya punya argumen atas tindakan saya," ujar Budiman Sudjatmiko lagi.

Baca juga: Klaim 90 Persen Penumpang Perahu Jokowi Puas, Budiman Sudjatmiko: Banyak yang Ingin Diperpanjang

Budiman lantas menyampaikan argumennya memilih Prabowo sebagai bakal capres ketimbang Ganjar Pranowo.

Ia mengaitkan hal ini dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Yang disampaikan Ibu Mega, salah satunya saat beliau mendapatkan gelar guru besar kehormatan dari Universitas Pertahanan beberapa tahun yang lalu, tentang tema kepemimpinan strategik, di mana ada tantangan-tantangan yang menurut saya itulah yang seharusnya menjadi arah dari partai untuk bertarung di dalam Pilpres 2024," kata Budiman.

"Nah, saya melihat bahwa kualifikasi-kualifikasi itu, setelah saya cermati dengan nalar saya, saya ingin mengatakan bahwa kualifikasi itu dari tiga tokoh yang selama ini ada, memang banyak ada di sosoknya Pak Prabowo," ujarnya lagi.

Baca juga: Aksi Budiman Sudjatmiko-Effendi Simbolon Jadi Bola Salju, Kader PDI-P Lain Bisa Ikut Dukung Prabowo

Perlu diketahui, rencananya DPP PDI-P akan mengumumkan nasib Budiman di partai, pada hari ini di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Namun, sejak pengumuman disebut akan dilakukan pukul 11.00 WIB, tidak ada satu pun keterangan dari DPP di kantor pusat partai banteng moncong putih itu.

Pada akhirnya, awak media yang sudah menunggu di depan kantor DPP PDI-P dipersilakan membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB.

Hingga pukul 16.00 WIB, belum ada konfirmasi lebih lanjut dari DPP PDI-P soal mengapa tidak jadi mengumumkan status Budiman Sudjatmiko.

Baca juga: PDI-P Sebut Budiman Sudjatmiko Dibajak, Tanda Kubu Prabowo Tak Percaya Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com