JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan, Indonesia harus menata ulang sektor pertahanan supaya sesuai dengan perkembangan zaman.
"Suka atau tidak suka, kita harus menata ulang kerangka kerja pertahanan Indonesia di dalam konstitusi kita dengan menata kembali haluan negara, untuk memastikan Indonesia memiliki kerangka kerja konstitusional yang mampu menangkap kebutuhan zaman," kata Bambang dalam pidato pembukaan Sidang Tahunan 2023 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Bambang mengatakan, dinamika geopolitik dunia dalam 20 tahun terakhir telah mengalami perubahan yang signifikan.
Pada tingkat kompetisi global, lanjut dia, terjadi pergeseran keseimbangan kekuatan di arena geopolitik, dan perluasan pengaruh ekonomi dan militer beberapa negara.
Baca juga: Ketua MPR Minta Industri Keuangan Digital Utamakan Perlindungan Konsumen
Selain itu, kata Bambang, pada tingkat kompetisi regional, pada berbagai wilayah geopolitik, terjadi peningkatan kompetisi antarnegara untuk mempengaruhi dan mengamankan minat mereka sendiri, yang mencerminkan persaingan politik dan ekonomi yang kompleks.
"Di sisi yang lain, aliansi dan kemitraan geopolitik juga telah mengalami perubahan," ujar Bambang.
Menghadapi situasi itu, beberapa negara telah memperkuat hubungan mereka melalui aliansi yang telah mapan.
Sementara itu, ujar Bambang, dengan meningkatnya ketegangan dan pergeseran kepentingan strategis, beberapa negara mengubah orientasi kebijakan luar negeri mereka dan mencari kemitraan yang baru.
"Di tengah globalisasi dan kemajuan teknologi, rivalitas geo-ekonomi menjadi semakin penting," ucap Bambang.
Baca juga: Ketua MPR: Indonesia Negara Besar, Kita Tak Boleh Bangkrut
Menurut Bambang, persaingan perdagangan, akses sumber daya alam, investasi asing langsung, dan ketergantungan ekonomi antara negara-negara menjadi faktor penting dalam dinamika geopolitik.
Selain itu, lanjut Bambang, perkembangan teknologi komunikasi dan transformasi digital telah memungkinkan interaksi yang lebih intensif antar negara, baik dalam arena politik, ekonomi, maupun sosial.
Dia mengatakan, teknologi juga memberikan latar belakang baru untuk konflik dan persaingan.
Bambang menyampaikan, perubahan dalam dinamika geopolitik ini juga disertai dengan lompatan teknologi yang signifikan, antara lain teknologi komunikasi dan konvergensi; internet dan digitalisasi; kecerdasan buatan (Artificial Intelligence); dan implementasi internet of things.
Baca juga: Pidato Sidang Tahunan, Bamsoet Sebut Dana Sosialisasi Empat Pilar MPR Terbatas
Dia melanjutkan, dalam 20 tahun terakhir juga telah terjadi peningkatan signifikan kecanggihan teknologi keamanan dan teknologi militer, serta kemajuan perkembangan peperangan siber (cyber warfare) yang memberikan keunggulan taktis dalam pertempuran.
"Untuk itu, selain urgensi proses transformasi pertahanan Indonesia yang bersifat komprehensif, juga perlu diantisipasi berbagai dinamika geopolitik dan lompatan teknologi yang sangat signifikan," papar Bamsoet, sapaan Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.