Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Sebut Subvarian Omicron Eris Belum Sebabkan Dampak Serius

Kompas.com - 08/08/2023, 13:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan, Covid-19 varian baru bernama Eris, yang merupakan subvarian Omicron E.G 5.1 belum menyebabkan dampak serius di Indonesia meski peluang kasus menjadi dominan tetap ada.

Karena belum menyebabkan dampak serius, dia meminta masyarakat tidak panik.

Utamanya, jika sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memakai masker, rajin mencuci tangan, hingga mengakses vaksinasi Covid-19.

"Sejauh ini saya kira masyarakat tidak perlu panik. Saya kira secara umum potensi untuk menjadi dominan iya, tapi menyebabkan dampak serius, saya blm melihat itu," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (7/8/2023).

Baca juga: Jokowi Teken Perpres 48/2023, Obat dan Vaksin Covid-19 Masih Bisa Digunakan

Dicky menuturkan, vaksinasi Covid-19 masih sangat efektif melawan virus.

Masyarakat, kata dia, tetap perlu melakukan upaya pencegahan penyebaran virus untuk melindungi kelompok rawan dan kelompok yang tidak bisa mendapat vaksinasi.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni memakai masker ketika berkunjung ke rumah orang tua dan fasilitas layanan kesehatan.

"Ini penting. Sembari menunggu perkembangan lebih lanjut, tetap perlu menjaga PHBS, memakai masker apabila berada di lingkungan yang buruk sirkulasi ventilasi udaranya," tutur dia.

Lebih lanjut Dicky menuturkan, subvarian Eris sudah ditemukan di Indonesia.

Dicky mengungkapkan, subvarian tersebut menyebar ke Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Saat ini, ada sekitar 36 negara yang telah mendeteksinya adanya Eris di negara tersebut.

Baca juga: Varian Covid-19 Eris Masuk Indonesia, Kenali Gejalanya

Status subvarian ini di bawah pengawasan (under monitoring). Data menunjukkan, tingkat keparahan dan kematiannya belum memperlihatkan dampak yang signifikan.

"Gejala juga tidak ada perbedaan dan bahkan cenderung tidak ada demam dan tidak ada hilang penciuman. Ini yang tentu ini jauh berkurang (keparahan gejalanya) dibandingkan sebelumnya," ujar Dicky.

Sebelumnya diberitakan, varian baru Covid-19 Eris saat ini menjadi varian baru yang menyebar dengan cepat di wilayah Inggris Raya.

Dikutip dari RepublicWorld, satu dari tujuh kasus Covid-19 di Inggris Raya telah terkonfirmasi positif varian Eris.

Selain itu, varian baru ini dilaporkan dapat menginfeksi di semua kelompok umur.

"Kami terus melihat peningkatan kasus Covid-19 dalam laporan minggu ini. Kami juga melihat peningkatan kecil rawat inap di sebagian besar kelompok usia, terutama di kalangan lansia," kata Kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) Dr Mary Ramsay.


Meski demikian, dari laporan awal, virus tidak menyebabkan kenaikan jumlah pasien rawat inap. Selain itu, tak ada peningkatan jumlah orang yang dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com