Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Cerita Proses Terbentuknya BRIN, Berawal dari Pertanyaan Jokowi soal 'Research' Indonesia yang Amburadul

Kompas.com - 07/08/2023, 23:34 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri bercerita proses berdirinya BRIN.

Dia mengatakan, pembentukan lembaga ini bermula dari obrolan singkat bersama Joko Widodo (Jokowi) pada awal masa periode pertama kepemimpinan sebagai Presiden RI.

Megawati mengaku kerap berdiskusi dengan Jokowi mengenai permasalahan bangsa dan negara, salah satunya soal penelitian atau research.

“Beliau bertanya gampang. 'Ibu, kenapa research kita amburadul?' Jangan nanya saya, saya bilang. Tanya aja sama para pejabat yang ada di pemerintahan Anda, satu," kata Megawati dalam keterangan tertulis, Senin (7/8/2023).

"Yang kedua, 'lalu kalau menurut Ibu sebaiknya bagaimana? Ini betul mau dengerin saya. Itu dari Pak Jokowi sejak periode satu, loh,” lanjut dia.

Baca juga: Megawati Wanti-wanti Peneliti Tak Main-main dengan Dana BRIN

Hal ini disampaikan Megawati saat melakukan dialog dengan para periset yang hadir dalam acara bertajuk “BRIN Mendengar” di Gedung Nayaka Loka, di lingkungan Kebun Raya Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali, Senin.

Dia lantas menceritakan bagaimana pengalamannya saat duduk di Komisi IV DPR yang membidangi pertanian, peternakan, perkebunan, transmigrasi serta lingkungan hidup.

Dari pengalaman itu, Megawati mengatakan, penelitian di lapangan memang bermasalah. Hal ini yang memunculkan ide untuk menyatukan seluruh lembaga riset milik kementerian/lembaga.

“Saya sendiri jadi mengalami secara praktis lapangan memang amburadul. Nah, jadi saya hanya bilang ke beliau (Jokowi), kalau (lembaga riset) tidak disatukan pak, boro-boro Indonesia mau maju, karena apa? Egosentris daripada researcher itu berkembang, karena mereka berada di tempat masing-masing, lain-lain. Padahal dengan ilmu yang sama,” ungkap Megawati.

Presiden kelima RI ini kemudian mengajak Jokowi melihat keadaan di sejumlah kementerian, di mana banyak litbang saling bertumpuk.

Baca juga: Ramai soal Benda Bercahaya Hijau di Langit Bandung, Ini Kata BRIN

Hal ini lantas dianggap masalah sehingga penelitian tak berjalan maksimal. Megawati pun berharap Jokowi bisa meneruskan keinginannya untuk menyatukan lembaga-lembaga riset itu.

“Saya pernah presiden loh, Saya pernah wapres, lho. Saya ingin mengubah itu tapi hanya tiga tahun saya jadi presiden. Jadi, bapak (Jokowi) yang harus mengubah. Jadi usul ibu apa? Jadi satu bentuk lembaga. Bentuknya apa? Harus sebuah badan yang langsung (berkoordinasi) ke presiden,” beber Megawati.

Kendati begitu, Ketua Umum PDI-P ini mengaku dirinya tak tinggal duduk diam di belakang meja sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN.

Oleh karena itu, dirinya akan berkeliling untuk bertemu para peneliti dengan maksud, ingin ada perubahan pemikiran soal riset dan inovasi.

Lebih jauh, Megawati mencontohkan berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia juga jadi bahan utama kerja periset BRIN.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com