Tak Ambil Pusing jika Batal Jadi Cawapres Ganjar, Sandiaga: Saya Pernah Tinggalkan Posisi Wagub untuk Berjuang

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Nasional PPP Sandiaga Salahuddin Uno tak ambil pusing jika ia tak dipilih menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.

PPP telah mengajukan Sandi sebagai bacawapres Ganjar kepada pihak PDI-P.

Namun, sampai saat ini pimpinan partai belum menyepakati siapa yang akan menjadi pendamping Ganjar Pranowo.

Baca juga: Targetkan 11 Juta Suara, Sandiaga Sebut PPP Akan Manfaatkan AI

Sandi mengungkapkan, pada Pilpres 2019, dia pernah merelakan kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta demi mendampingi Prabowo Subianto dan kalah.

"Saya enggak mau berandai-andai, itu putusan pimpinan, bagi saya, saya pernah meninggalkan posisi wagub untuk berjuang, terpilih atau tidak itu bukan hak kita," ujar Sandi.

Menurut Sandi, nasibnya apakah akan menjadi cawapres atau tidak dan memenangkan pemilu atau tidak merupakan keputusan Tuhan.

"Itu murni dari Allah, saya yakin kalau kita luruskan niat untuk bangun negeri, kita akan dapat hasil terbaik," kata Sandi.

Di satu sisi, ia mengaku semakin dekat dengan Ganjar Pranowo.

Namun demikian, persoalan apakah ia akan dipilih sebagai pendamping Gubernur Jawa Tengah pada Pilpres 2024 merupakan keputusan pimpinan PDI-P dan PPP.

Baca juga: Jokowi Bantah Sandiaga Bahas Politik di Istana

Sebagai Ketua Bappilu Nasional PPP, kata Sandi, ia fokus pada strategi untuk meraup 11 juta suara pada Pileg 2024.

"Saya pribadi sangat dekat sekali dan hampir rutin dengan Pak Ganjar. Jadi kalau chemistry sudah berulang kali dibahas," tutur Sandi.

Sebelumnya, PDI-P mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Selang beberapa waktu kemudian, PPP merapat ke PDI-P dan menekan kerja sama politik, termasuk mendukung Ganjar sebagai capres.

Pada 14 Juni lalu, Sandi resmi bergabung dengan PPP. Partai berlambang Kakbah itu kemudian mengajukan Sandi sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar.