JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo, Puan Maharani, diklaim tak membicarakan syarat untuk pencalonan Muhaimin sebagai bakal pendamping Ganjar pada Pilpres 2024.
Kepada wartawan, Puan membocorkan sekelumit isi perbincangan dalam pertemuan yang berlangsung tertutup sekitar 2 jam itu, Kamis (27/7/2023).
"Cak Imin di pertemuan ini enggak ada sama sekali membicarakan persyaratan-persyaratan, karena kita masih bagaimana menyatukan pemikiran-pemikiran ke depan," ucap Puan selepas pertemuan.
Baca juga: Setelah Cak Imin, Giliran Airlangga yang Disambangi Puan
"Enggak ada (pembicaraan) 'saya ikut, tapi...' atau 'Mbak Puan, boleh enggak, ini-itu?', atau 'Cak Imin ikut tapi harus ini'," imbuhnya.
Puan menyebut bahwa pertemuannya dengan Muhaimin berlangsung cair dan gembira. Ia berharap, kedua kubu bisa mencapai satu titik temu.
Putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri itu mengeklaim bahwa pihaknya menghormati kerja sama politik yang telah dibangun PKB bersama Partai Gerindra, meski 11 bulan terakhir tidak membuahkan deklarasi bakal capres dan cawapres.
Baca juga: Soal Pertemuan Puan dengan Cak Imin-Airlangga Hari Ini, PDI-P: Bermula dari Harlah PKB
Sementara itu, Muhaimin mengaku bahwa kedekatan PKB dan PDI-P akhir-akhir ini "tulus dan tidak ada syarat-syaratan".
"Tetapi, kalau ada yang perkembangannya mengerucut, misalnya, ya, tentu saya akan sampaikan ke Pak Prabowo (Subianto, Ketua Umum Gerindra)," ucapnya dalam kesempatan yang sama.
Sebelumnya, kedekatan kedua pihak semakin nyata dalam acara syukuran hari lahir (harlah) ke-25 PKB di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah.
Pemilihan lokasi acara harlah di Solo sudah menjadi sinyal itu sendiri. Jawa Tengah adalah kandang banteng.
Bakal capres PDI-P untuk Pilpres 2024, Ganjar Pranowo, adalah Gubernur Jawa Tengah. Solo pun merupakan "daerah kekuasaan" PDI-P.
Presiden RI Joko Widodo menapaki karier politiknya dari sini. Putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi orang nomor satu di Surakarta dengan menang telak (86,53 persen) pada Pilkada Solo 2020 setelah bergabung dengan PDI-P.
Uniknya, PKB justru berani menggelar hajat akbar di Solo, pusat kandang banteng, padahal PKB telah membangun kerja sama politik dengan Partai Gerindra yang getol mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Baca juga: PDI-P Harap Muncul Kerja Sama Politik Usai Puan Bertemu Airlangga dan Cak Imin Hari Ini
Menariknya lagi, PDI-P yang hingga saat ini berbeda poros politik, justru menerimanya dengan tangan terbuka.
Basis pemilih berlatar belakang nahdliyin yang dimiliki PKB masih dianggap penting untuk memperluas ceruk suara partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.