Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Mulai Masa Kampanye Pemilu 2024, Parpol-Caleg Sudah "Narsis" Penuhi Ruang Publik

Kompas.com - 26/07/2023, 05:55 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyoroti partai politik (parpol) hingga calon anggota legislatif (caleg) yang sudah memasang foto di mana-mana, padahal masa kampanye Pemilu 2024 baru dimulai pada 28 November 2023 mendatang.

Ari menyebut aksi parpol dan caleg yang seolah sudah mencuri start ini memenuhi ruang publik, walau sosialisasi memang diperbolehkan.

"Kalau kita baca, kalau kita rujuk aturan tahapan dari kampanye PKPU, mestinya belum masuk masa kampanye. Memang masa kampanye baru dimulai nanti pada 28 November setelah penetapan seluruh peserta pemilih, baik legislatif dan juga pilih presidennya," ujar Ari dalam jumpa pers di kantor PARA Syndicate, Jakarta, Selasa (25/7/2023).

"Mestinya kampanye itu, kalau kita merujuk pada aturan KPU, kampanye itu dilaksanakan pada prinsip: yang pertama jujur, yang kedua terbuka, dan ketiga dialogis," sambungnya.

Baca juga: Cawe-cawe Jokowi Dianggap Tak Adil di Pemilu 2024, Seharusnya Tak Ada Pihak yang Ditinggalkan

Melihat apa yang para parpol dan caleg lakukan saat ini, Ari meyakini Indonesia sudah memasuki masa kampanye tidak resmi.

Dia menegaskan kampanye Pemilu 2024 telah dimulai terlalu dini. Bahkan, kampanye sudah merambah ke media sosial dengan menghadirkan konten-konten yang bersifat kampanye.

Selain itu, kata Ari, atribut kampanye oleh partai politik sudah memenuhi ruang publik.

"Makanya ketika kami (melihat) media sosial, sudah banyak konten-konten yang sifatnya kampanye, yang tidak hanya regulasi terkait dengan itu. Di ruang publik juga atribut-atribut kampanye dari partai politik, kemudian para caleg, bahkan yang mereka ingin maju pilkada, itu sudah memasang fotonya memenuhi ruang-ruang publik," kata Ari.

Baca juga: Komnas HAM Minta Bawaslu Awasi Peluang Terlanggarnya Hak Pilih Kelompok Rentan di Pemilu 2024

Ari meyakini masyarakat pasti tidak tahu kalau saat ini sebenarnya masih belum masuk ke masa kampanye Pemilu 2024.

Menurut dia, masyarakat hanya tahu bahwa perhelatan Pemilu 2024 memang sudah sebentar lagi, sehingga mereka merasa tidak asing disuguhkan pemandangan atribut kampanye di ruang publik.

"Padahal kan kita belum masuk masa kampanye," tukasnya.


Ari lalu mempersoalkan tidak adanya unsur kepastian hukum terkait sosialisasi kampanye.

Ari mengatakan, aturan mengenai batasan antara kampanye dan sosialisasi tidak jelas.

"Batasan antara apa itu kampanye dan apa itu sosialisasi itu tidak diatur secara jelas. Mestinya kan penyelanggara pemilu, KPU dalam hal ini, membuat ada aturan kampanye, ada. tapi kan tidak ada aturan sosialisasi menurut saya," kata Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com