Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hendro Muhaimin
Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM

Bertugas sebagai Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM dan Direktur Eksekutif Sinergi Bangsa

Laju Pancasila di Antara Pembinaan dan Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 25/07/2023, 06:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PROSES sosialisasi dan pembinaan ideologi Pancasila dituntut aktif dalam memanfaatkan berbagai media dan metode yang selaras.

Secara kontekstual pola dan cara lama mungkin segera ditinggalkan jika tidak mampu memenuhi keinginan warga negara yang telah sadar akan pesatnya perkembangan teknologi kontemporer.

Pola komunikasi warga negara telah mengalami transformasi yang cukup signifikan sehingga hanya menggunakan media konvensional saja dipandang tidak lagi memadai.

Transformasi itu berdampak pada aktivitas sosial masyarakat secara menyeluruh, khususnya kalangan generasi Z dan generasi milenial.

Dikutip dari hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia.

Sementara itu, jumlah penduduk paling dominan kedua berasal dari generasi milenial sebanyak 69,38 juta jiwa penduduk atau sebesar 25,87 persen.

Pertanyaannya adalah, mungkinkah sosialisasi dan pembinaan ideologi Pancasila masih bertahan dengan pola lama dan itu-itu aja? Atau memang benar-benar mendesak dibutuhkan kolaborasi antara ideologi dan kemajuan teknologi?

Bisa jadi pertanyaan ini berlebihan, meski perlu kita dalami dengan penyelidikan yang pasti.

Efektivitas kecerdasan buatan

Bahasan yang sedang marak hari-hari ini adalah mengenai teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan.

Adanya teknologi ini telah lama menempatkan manusia sebagai pusat pengembangannya, tetapi apakah juga terhadap ideologinya?

Dengan mengutamakan manusia, kita semua ditantang untuk menilai secara kritis mengenai adopsi pola kerja perangkatnya hingga hasil yang didapatkannya.

Bisa jadi kegagapan kita mengenali efektivitas AI sama halnya ketika dulu kita gagap terhadap istilah-istilah anyaran seperti Industri 4.0, Society 5.0, Internet of Things (IoT), Metaverse, dan Big Data.

Istilah yang mengemuka ketika muncul fenomena yang mengarah pada adanya perubahan di era digital.

Kubutuhan kolaborasi manusia dengan AI memiliki potensi yang sangat besar dalam menjembatani kebuntuan terhadap proses sosialisasi dan pembinaan ideologi Pancasila, khususnya di masa depan.

AI sudah seharusnya mampu menyediakan metode pembelajaran yang personal dan adaptif, memungkinkan setiap warga negara untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya sendiri. Tentu bisa dilakukan di manapun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com