Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Beri 3 Arahan untuk Tekan Kasus Tuberkulosis

Kompas.com - 18/07/2023, 16:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memberikan tiga instruksi kepada jajarannya untuk menekan angka kasus tuberkulosis (TBC atau TB) di Indonesia yang diperkirakan mencapai 969.000 kasus setiap tahunnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, tiga instruksi tersebut. Pertama, katanya, yang diminta Jokowi adalah meningkatkan kemampuan mendeteksi penyakit tersebut.

"Yang nomor satu, saya mesti bekerja sama dengan Pak Mendagri (Tito Karnavian) dan Mendes (Abdul Halim Iskandar) untuk memastikan deteksi dari seluruh rakyat yang kemungkinan tuberkulosis," kata Budi dalam keterangan pers seusai rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Baca juga: Menkes Sebut Akan Ada 2 Jalur Pendidikan Dokter Spesialis, lewat Universitas atau Kolegium

Budi menuturkan, dari estimasi 969.000 kasus TBC per tahun di Indonesia, baru sekitar 720.000 kasus terjadi pada akhir 2022.

Pendeteksian ini menjadi penting agar kasus TBC tidak tersebar. Sebab, TBC merupakan penyakit yang mudah menular.

"Kita harapkan sampai 2024 nanti 90 persen dari estimasi yang 969.000 bisa ketemu atau bisa terdeteksi," ujar Budi.

Arahan kedua, lanjutnya, Jokowi mengusulkan agar dilakukan pendirian lokasi karantina bagi penderita TBC. Hal itu bertujuan agar tidak ada kasus penularan penyakit tersebut selama masa masa pengobatan.

Sebab, Budi mengatakan, obat TBC baru bereaksi dan menghentikan penularan setelah dua bulan penuh.

"Selama dua bulan dia tidak menularkan ke keluarganya, dimasukin ke karantina khusus, saya disuruh kerja sama dengan Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono) di bawah koordinasi Menko PMK (Muhadjir Effendy) agar bisa tidak menular dan diberikan obat, dipastikan dua bulan dia minum obat terus," ujar Budi.

Baca juga: Menkes Siapkan Aturan soal Sanksi Skors bagi Dokter dan RS yang Mem-bully Junior

Ketiga, Jokowi menanyakan kepada Budi mengenai ketersediaan vaksin TBC. Budi pun menyampaikan, ada tiga jenis vaksin TBC yang berpotensi didatangkan ke Indonesia.

Namun demikian, dalam hal ini, Budi meminta Jokowi untuk menunjukkan dukungannya agar masyarakat mau mengikuti vaksinasi maupun mengonsumsi obat TBC.

Ia berkaca dari program vaksinasi Covid-19 yang sukses karena diberi contoh oleh Jokowi sebagai salah satu orang pertama yang disuntikan vaksin.

"Jadi saya bilang, kalau TBC itu minum obatnya susah kalau bisa ini dong, ya beliau enggak kena TBC, tapi bisa memberikan endorsement bahwa ayo yang sakit TBC jangan sampai lupa minum obat TBC dan minumnya sampai selesai," kata Budi.

Budi mengklaim, Jokowi menyambut baik permintaan itu dan siap untuk turun ke daerah demi mengedukasi publik akan pentingnya meminum obat TBC.

Budi menambahkan, TBC memang penyakit yang sudah lama ada, tetapi Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus TBC terbesar di dunia.

Ia menuturkan, angka kematian akibat TBC di Indonesia setiap tahunnya berkisar di angka 200.000, lebih tinggi dari kematian akibat Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com