Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[GELITIK NASIONAL] Golkar dan Pusaran Isu Perpecahan: Kursi Airlangga Digoyang, Mencuat Nama Luhut-Bamsoet

Kompas.com - 17/07/2023, 05:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selamat pagi pembaca setia Kompas.com, semangat pagi. Mengawali hari ini, kami suguhkan ulasan peristiwa politik penting yang terjadi sepekan kemarin. Sebab, sejumlah manuver politik terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja oleh pembaca setia.

Pada pekan lalu, isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar menuai banyak sorotan. Lagi-lagi, Golkar diterpa isu penggulingan pemimpin partai.

Desas-desus ini tidak seketika berhenti kendati telah ditepis oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Malahan, mencuat sejumlah nama yang digadang-gadang jadi pengganti Airlangga, mulai dari Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan, sampai Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo.

Geliat peristiwa politik ini kami ulas dalam Gelitik Nasional, Gerakan Sepekan Politik Nasional. Ini dia rangkumannya.

Baca juga: Survei Indostrategic: PDI-P Masih Mendominasi, Diikuti Gerindra dan Golkar

Awal mula

Isu Munaslub Golkar mula-mula digulirkan oleh anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam. Dia menyebut bahwa Dewan Pakar Golkar ingin mengevaluasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar 2019.

Evaluasi itu terkait dengan penetapan Arilangga Hartarto sebagai bakal calon presiden (capres) Golkar untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Bahkan, katanya, tidak menutup kemungkinan ada munaslub untuk mencopot Airlangga sebagai ketua umum.

“Ya, apabila keputusan munas itu bukan Airlangga jadi calon presiden, berarti harus munaslub kan, karena harus mengubah keputusannya. Jadi, munaslub dalam rangka mengubah keputusan Airlangga (agar ditentukan) bukan (sebagai) calon presiden. Bisa calon lain kan, apakah yang lainnya, saya ndak sebut nama, nah itu bisa juga,” kata Ridwan saat dihubungi awak media, Minggu (9/7/2023).

“Karena munaslub, maka pergantian ketua umum, bisa mengarah ke sana. Tergantung pemilik suara, kita kan bukan pemilik suara,” ujarnya lagi.

Baca juga: Kutukan Partai Golkar, di Ambang Perpecahan Tiap Jelang Pemilu

Luhut hingga Bamsoet

Ridwan pun menyebut, perlu ada tokoh yang superhebat untuk menggantikan Airlangga mengingat pelaksanaan Pemilu 2024 tinggal hitungan bulan.

“Kalau sekarang menurut pendapat saya, karena ini tinggal enam bulan (Pemilu 2024) sampai Februari, harus orang yang betul-betul mempunyai klasifikasi superhebat, sudah super, hebat lagi,” kata Ridwan, Rabu (12/7/2023).

Beberapa sosok itu antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, hingga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Nama-nama tersebut memiliki jabatan yang setara dengan Airlangga sebagai menteri koordinator di Kabinet Indonesia Maju. Namun, di antara nama itu, hanya Luhut yang merupakan kader Golkar.

“Orang yang duduk di pemerintahan, superhebat, siapa yang selevel oleh Pak Airlangga? Ya Opung Luhut Binsar Pandjaitan,” kata Ridwan.

Kepengurusan Partai Golkar periode 2019-2024DOKUMENTASI PARTAI GOLKAR Kepengurusan Partai Golkar periode 2019-2024

Ridwan juga menyebut sejumlah nama lainnya seperti Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet.

“Terus ada lagi yang di pemerintahan, Pak Bahlil pernah menjadi pengurus Golkar, terus ada lagi Pak Agus Gumiwang. Terus ada lagi Menpora yang sekarang, tapi kan enggak mungkin, enggak masuk kriteria, belum masuk kriteria,” kata Ridwan.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com