JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono meminta agar isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) terkait pencopotan Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum (Ketum) Golkar dihentikan.
Pasalnya, Dewan Pakar Golkar sama sekali tidak menyinggung isu Munaslub dalam tiga poin rekomendasi kepada DPP Golkar beberapa waktu lalu.
"Dewan Pakar tidak ada sama sekali merekomendasikan Munaslub. Saya minta isu Munaslub ini untuk dihentikan," ujar Agung Laksono dalam keterangannya, Kamis (13/7/2023).
Agung juga menegaskan bahwa dirinya menolak adanya pelaksanaan Munaslub.
Baca juga: Ketua Dewan Pakar Golkar Tolak Munaslub Pencopotan Airlangga, Cium Ada Penumpang Liar
Ia mengatakan, rekomendasi Dewan Pakar kepada pengurus pusat Golkar adalah untuk menguatkan semangat kader partai di seluruh Indonesia dalam menghadapi Pemilu 2024.
"Tidak ada rekomendasi Munaslub. Saya selaku Ketua Dewan Pakar Partai Golkar menolak tegas adanya Munaslub,” kata Agung Laksono.
Agung pun curiga isu Munaslub Partai Golkar sengaja diembuskan oleh pihak-pihak yang ingin mengganggu soliditas partai berlambang pohon beringin tersebut.
Ia mengatakan, rekomendasi Dewan Pakar tidak sama sekali berkaitan dengan Munaslub.
“Ini ada penumpang liar yang tujuannya mengganggu soliditas Partai Golkar dengan mengembuskan isu Munaslub dengan mengaitkan rekomendasi dari Dewan Pakar," ujar Agung.
Baca juga: Klaim Tetap Solid, DPP Golkar: Tidak Satu Pun Pengurus DPD Usulkan Munaslub
Sebagai informasi, rencana Munaslub Partai Golkar untuk mendongkel Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum terus bergulir meski isu tersebut sudah dibantah.
Pada Rabu (12/7/2023), sejumlah politisi senior yang mengatasnamakan diri sebagai eksponen pendiri Partai Golkar menggelar konferensi pers untuk mendorong adanya Munaslub.
"(Munaslub untuk) menggantikan Pak Airlangga dari Ketua Umum Partai Golkar untuk kebesaran dan kemajuan Partai Golkar," kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (Soksi) Lawrence TP Siburian, Rabu.
Selain Lawrence, hadir pula dalam konferensi pers tersebut anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam, politikus senior Golkar Zainal Bintang, dan sekitar 10 kader Golkar lainnya.
Baca juga: Wacana Munaslub Dinilai Terlambat, Waketum Golkar: Kalau Mau, 2 Tahun Lalu
Lawrence mengatakan, pernyataan sikap ini diadakan karena tidak jelasnya arah Golkar menjelang Pemilu 2024.
Ia menilai bahwa hanya Partai Amanat Nasional (PAN) yang berpeluang berkoalisi dengan Golkar. Tetapi, koalisi kedua partai ini sulit memenangi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 karena elektabilitas kedua partai tersebut hanya berkisar di angka 21 persen.