Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut PT Dirgantara Indonesia Ungkap Alasan Permintaan Pesawat CN-235 Makin Tinggi

Kompas.com - 12/07/2023, 11:58 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Gita Amperiawan mengungkapkan, relasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berdampak terhadap makin tingginya permintaan pesawat CN-235.

“Pak Prabowo itu banyak sekali membantu PT DI dalam melakukan penetrasi global, khususnya ke Afrika, dengan relasi beliau,” kata Gita saat dikonfirmasi, Selasa (12/7/2023) petang.

Gita mengungkapkan, PT DI dan Prabowo juga berpikir bagaimana pesawat CN-235 ini bisa bersaing dengan harga kompetitif dunia. Mereka pun gencar melakukan negosiasi dengan vendor terkait hal tersebut.

“Bagaimana harga yang kompetitif. Untuk harga kompetitif, maka kita bicara masalah negosiasi dan vendor,” kata Gita.

“Kami punya bargaining lebih kalau kami punya order yang cukup tinggi. Akhirnya Pak Menteri setuju,” ucap dia.

Baca juga: Kemenhan dan PT DI Tanda Tangani Kontrak Pengadaan Pesawat CN235 Senilai Rp 748 Miliar

Dengan demikian, hal ini sejalan dengan tantangan yang diberikan Prabowo kepada PT DI, untuk berkembang, khsususnya terhadap produksi pesawat CN-235.

“Pak Prabowo untuk pesawat CN-235 sangat concern. Waktu itu beliau menanyakan kepada saya, berapa maksimal kapasitas produksi 235 yang bisa dikerjakan. Dan saya bekerja based on yang ada, kami selama ini kan rendah terus,” kata Gita.

Sebelumnya, PT DI hanya mampu memproduksi 2-3 unit CN-235 per tahun. Kini, mereka bisa sampai 8 unit per tahun.

“Pak Prabowo meminta untuk mengevaluasi dan ternyata kami bisa melakukan suatu proses menjadi panelisasi. Dengan itu sekarang kami bisa memproduksi delapan unit per tahun,” ujar Gita.

Namun, masalahnya, PT DI tidak memiliki kontrak sebanyak itu per tahun.

"Jadi apa Git?" kata Gita menirukan pertanyaan Prabowo kepada dirinya.

"Pak, saya ingin dibuktikan,” jawab Gita kepada Prabowo saat itu.

Baca juga: Prabowo Sebut PT Dirgantara Indonesia Bisa Produksi 8 Pesawat CN 235 Setahun

Kini, PT DI pun mulai memproduksi pesanan-pesanan CN-235 dari berbagai negara. Beberapa negara dari Afrika dan Amerika Latin menjadi turut memesan pesawat angkut sipil turbotrop itu.

Terdekat, kata Gita, PT DI sedang memproduksi pesawat CN-235 untuk Angkatan Bersenjata Nigeria.

Sebelumnya, Menhan Prabowo mengungkapkan, PT DI kini sudah mampu memproduksi delapan unit pesawat CN-235 dalam satu tahun.

"Mereka sekarang mampu, laporannya PT DI, dari yang tadinya 2-3 setahun sekarang mereka mampu (memproduksi) delapan (unit) CN-235 setahun," kata Prabowo usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/7/2023).

Baca juga: TNI AU dan AU Australia Akan Latihan Bersama, Libatkan Pesawat Tempur F-16 dan F-35A

Prabowo mengatakan, bertambahnya kapasitas produksi PT DI merupakan buah dari revitalisasi dan reformulasi prosedur kerja yang dilakukan perusahaan tersebut.

Menurut Prabowo, hal ini merupakan perkembangan yang positif karena permintaan pesawat CN-235 dari sejumlah negara cukup tinggi.

"Perhitungan kita kurang lebih ada permintaan sampai dengan 100 (unit) pesawat CN 235, dari Afrika, Amerika Latin dan sebagainya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com