Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanti-wanti PDI-P untuk Effendi Simbolon Usai Sebut Prabowo Cocok Nakhodai RI

Kompas.com - 11/07/2023, 08:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P memanggil Effendi Simbolon setelah mengundang Prabowo Subianto dalam sebuah acara dan menyebut Menteri Pertahanan itu cocok menakhodai bangsa.

Pemanggilan itu dilakukan pada Senin (10/7/2023) di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Sekitar satu jam 20 menit, Effendi menghadap Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun.

Baca juga: Dipanggil DPP PDI-P, Effendi Simbolon Klaim Kerap Kritik Prabowo

 

Pertemuan tiga kader PDI-P ini pun digelar tertutup. Sesudah pertemuan, Hasto, Komarudin dan Effendi memberikan keterangan pers.

Klarifikasi Effendi

Dalam konferensi pers, sosok yang lebih banyak berbicara adalah Hasto Kristiyanto.

Terlihat Hasto dan Komarudin menggunakan baju merah seragam PDI-P, sedangkan Effendi Simbolon memakai jaket, baju serta celana serba hitam.

Menurut Hasto, berdasarkan keterangan Effendi, Prabowo diundang dalam acara Rakernas Punguan Simbolon dohot Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023), sebagai Menteri Pertahanan.

Dan sebagai tamu undangan pula, menjadi wajar apabila Prabowo dipuji dan tidak satu pun lontaran kritik yang dikeluarkan Effendi terhadapnya.

"Nah, di situ sebagai tuan rumah kan memberikan puji-pujian kepada seluruh tamu yang datang. Kan tamu yang datang enggak mungkin dikritik di depan umum, kan enggak mungkin," tutur Hasto dalam konferensi pers, Senin.

Baca juga: DPP PDI-P Ingatkan Effendi Simbolon: Kalau Mau Bebas, Jangan di Partai

Saat memberikan klarifikasi, lanjut Hasto, Effendi menjelaskan bahwa ia turut mengkritik kebijakan Prabowo, misalnya membeli pesawat bekas.

"Pak Effendi di dalam diskusi sebagai sosok yang sangat memahami terhadap kebijakan-kebijakan pertahanan itu juga bersifat obyektif terkait dengan kebijakan dari Menhan Bapak Prabowo," ujar Hasto.

"Misalnya, terkait dengan kebijakan pembelian pesawat bekas Mirage dari Qatar, itu merupakan kebijakan yang tidak tepat. Bahkan berpotensi melanggar undang-undang (UU)," sambungnya.

Selain pesawat bekas, lanjut Hasto, Effendi juga mengkritik kebijakan soal pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang dianggap tidak dipersiapkan dengan baik. Namun, politisi asal Yogyakarta ini tak menyebutkan pengadaan alutsista yang dimaksud.

"Nah dengan demikian, Pak Effendi menyampaikan hal-hal yang bersifat obyektif dan itu dilakukan dengan penuh pertanggungjawaban sebagai sosok yang lama berkecimpung di Komisi 1," katanya.

Belum beri sanksi

Hasto menegaskan bahwa partainya belum memberikan sanksi terhadap Effendi usai pemanggilan kemarin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Nasional
109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

Nasional
Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Nasional
Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Nasional
Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Nasional
Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Nasional
Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Nasional
Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Nasional
Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Nasional
Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Nasional
Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Nasional
Momen Hakim Agung Gazalba Saleh Melenggang Bebas dari Rutan KPK

Momen Hakim Agung Gazalba Saleh Melenggang Bebas dari Rutan KPK

Nasional
Di Jenewa, Menkominfo bersama Sekjen DCO Bahas Akselerasi dan Keberlanjutan Ekonomi Digital

Di Jenewa, Menkominfo bersama Sekjen DCO Bahas Akselerasi dan Keberlanjutan Ekonomi Digital

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com